Rabu 09 Mar 2016 13:31 WIB

Pengamat: Ahok Perlu Bangun Komitmen dengan Elite Massa

Basuki Tjahaja Purnama
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Basuki Tjahaja Purnama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberhasilan relawan Teman Ahok yang 'memaksa' usungannya maju melalui jalur independen di Pilgub DKI, dinilai merupakan fenomena politik yang menarik. Keputusan Ahok menggandeng Heru Budi layak diapresiasi. Namun demikian, banyak hal yang harus dipersiapkan mantan bupati Belitung Timur tersebut.

Direktur Centre for Indonesian Political and Social Studies (CIPSS), Mohammad Hailuki menilai, keputusan Ahok merupakan hak konstitusi yang dijamin oleh Undang-Undang. Kendati demikian, kondisi ini sejatinya merupakan bakal pertaruhan bagi Ahok.

"Namun pilihan masyarakat kembali kepada figur, dari sisi peluang, cagub independen maupun dari parpol punya peluang yang sama," ujar Luki, Rabu (9/3).

Meski rekaman pilkada serentak 2015 menunjukkan bahwa calon independen mayoritas alami kekalahan, namun yang perlu dicatat, kata Luki, Ahok adalah petahana (pejawat). "Sehingga peluangnya tetap terbuka," ujarnya.

Yang diperlukan bagi Ahok, lanjut Luki, adalah membangun komitmen dengan elite massa. Hal ini berbanding terbalik dengan sejumlah cagub dari rahim parpol yang membangun komitmen dengan sesama elite politik dan dukungan dari suara minimal di DPRD.

"Elite massa di sini kerap didominasi kalangan pengusaha, rohaniawan atau agamawan dan akademisi yang mempunyai kemampuan menggerakkan masyarakat," itu yang dibutuhkan Ahok," jelas Luki.

Basuki Tjahaja Purnama resmi melamar Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Heru Budi Hartono. Keduanya akan maju sebagai calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah 2017 besok.

"Iya benar," kata juru bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas di Jakarta, Selasa (8/3).

Amalia mengatakan, Heru ditunjuk untuk mendampingi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ini berdasarkan rapat yang dilakukan Basuki bersama Teman Ahok di kediaman orang nomor satu di Jakarta itu, Ahad (6/3) malam lalu.

Bukan sembarang pilih, penunjukan Heru tentu melewati proses pertimbangan yang matang. Bahkan, Heru harus melangkahi nama Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini, Djarot Saeful Hidayat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement