Rabu 09 Mar 2016 13:55 WIB

Serangan di Tunisia, Korban Tewas Bertambah Jadi 55 Orang

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi Tunisia bersiaga.
Foto: EPA
Polisi Tunisia bersiaga.

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Perdana Menteri Tunisia Habid Essid, Selasa (8/3) mengatakan, korban tewas akibat bentrokan antara pasukan Tunisia dan anggota ekstremis dekat perbatasan Libya meningkat menjadi 55 jiwa, termasuk 36 penyerang.

Essid mengatakan, sebanyak tujuh warga sipil dan 12 anggota pasukan keamanan Tunisia juga meninggal. Sedangkan sebanyak 17 orang lainnya mengalami luka-luka. "Serangan yang terjadi kemarin menunjukkan militer dan pasukan keamanan kami siap. Kami memenangkan pertempuran, tapi kami belum memenangkan perang melawan teror, dan perang yang berlanjut,’’ katanya dalam konferensi pers seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (9/3).

Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang terjadi Senin (7/3) di Kota Ben Guerdane tersebut. Essid mengatakan, sekitar 50 orang bersenjata  kebanyakan warga Tunisia mengambil bagian dalam penyerangan.

Namun, baru empat dari 36 penyerang tewas yang telah diidentifikasi. Essid tidak memberikan keterangan lebih lanjut tentang latar belakang penyerang, tetapi mengatakan sebagian berasal dari Libya.

Essid mengatakan, orang-orang bersenjata menargetkan kantor polisi dan fasilitas militer di Ben Guerdane setelah melakukan serangan mereka dari masjid di dekatnya.

Perdana menteri juga menegaskan bahwa kepala brigade anti-terorisme di Ben Guerdane di antara korban yang tewas. "Dia tewas di rumahnya ketika ia sedang bersiap untuk pergi bekerja, pada saat awal serangan," ujarnya.

Seorang militan menulis di sebuah situs yang berafiliasi dengan ISIS bahwa orang-orang bersenjata di Ben Guerdane adalah bagian dari kelompok yang keluar dari Libya karena di bawah tekanan.

Baca juga, ISIS Ekspansi ke Tunisia?

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement