Rabu 09 Mar 2016 16:36 WIB

MUI Sumbar: Gerhana Matahari adalah Teguran dari Allah SWT

Umat Muslim melaksanakan Shalat Gerhana di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (9/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Umat Muslim melaksanakan Shalat Gerhana di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menyebutkan bahwa fenomena alam gerhana matahari total merupakan sebuah teguran dari Allah SWT.

"Hal ini merupakan salah satu peringatan untuk mengingatkan kita agar kembali kepada yang benar," kata Ketua MUI Sumbar, Gusrizal Gazhar setelah melaksanakan shalat gerhana matahari di Masjid Raya Sumbar, Rabu (9/3).

Untuk itu, katanya, saat gerhana matahari ini terjadi dapat dimanfaatkan untuk mengintrospeksi diri masing-masing, agar bisa memperbaiki diri kedepannya. Menurutnya, setiap umat Muslim harus memahami apa yang terjadi di balik fenomena alam, sehingga tidak hanya terpaku pada ketakjuban dan fenomena alam saja.

"Sebagai mukmin harus berpikir bahwa hal tersebut hanya tanda saja untuk menunjukkan kekuasaan Allah SWT," ujarnya.

Sebagaimana isi dari riwayat Bukhari-Muslim, sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana maka berdo'alah kepada Allah SWT lalu shalatlah, sehingga hilang dari gelap dan bersedekahlah.

Ia mengatakan, setiap orang beriman ketika datang teguran dari Allah SWT, akan melakukan muhasabah untuk mengoreksi diri apa kesalahannya selama ini. "Orang beriman tidak akan mengatakan hal ini disebabkan Allah marah kepadanya, akan tetapi berpikir karena ia lalai dalam melakukan tugas dan kewajiban sebagai hamba-Nya," katanya.

Ia menambahkan teguran adalah ujian bagi orang yang beriman dan jika kemaksiatan terus berlanjut, maka ujian itu akan silih berganti untuk datang menegur sampai membuat sadar. "Hanya saja khawatirnya ketika ujian itu datang, ia tidak memilih antara yang jahat ataupun yang berbuat kebaikan," katanya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement