Rabu 09 Mar 2016 17:53 WIB

Gerhana Matahari Total akan Terjadi di Medan 250 Tahun Lagi

Rep: Issha Harruma/ Red: Bayu Hermawan
Foto kolase proses gerhana matahari total yang terlihat dari perairan Bangka Belitung, Rabu (9/3).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Foto kolase proses gerhana matahari total yang terlihat dari perairan Bangka Belitung, Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kepala Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) Arwin Juli Rakhmadi Butarbutar mengatakan, gerhana matahari merupakan fenomena alam yang terjadi setiap tahun. Namun, gerhana matahari selalu mendatangi lokasi yang berbeda tiap tahunnya.

"Untuk satu titik yang sama, terlebih gerhana matahari total, itu baru akan terjadi lagi ratusan tahun. Untuk kota Medan akan terjadi sekitar 250 tahun yang akan datang," kata Arwin di lokasi pengamatan gerhana matahari di gedung pasca sarjana UMSU, Medan, Rabu (9/3).

Arwin menjelaskan, gerhana matahari yang terjadi pagi ini akan memberikan dampak dari aspek ilmiah, misalnya di bidang pertanian, ekonomi, perilaku hewan, dan lain-lain. Hasil pengamatan yang dilakukan, lanjutnya, tentu akan sangat berguna bagi bidang-bidang tersebut.

"Pertanian, misalnya, ketika fase total keadaan akan gelap. Saat itu, para ahli pertanian atau biologi akan melakukan penelitian bagaimana proses fotosintesis tanaman itu yang menjadi lebih lama. Bagaimana pengaruhnya untuk orang pertanian," jelasnya.

OIF UMSU melakukan kegiatan pengamatan gerhana matahari sebagian (GMS) di gedung pasca sarjana UMSU di Jl Denai, Medan, pagi ini, Rabu (9/3). Sejak pukul 05.30 WIB, ribuan warga terus mendatangi lokasi pengamatan dan solat gerhana ini.

Sebanyak dua ribu kacamata matahari dibagikan kepada warga yang datang. Selain itu, sembilan teleskop pun disediakan OIF UMSU bagi warga yang ingin mengamati gerhana matahari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement