Kamis 10 Mar 2016 01:24 WIB

Gerhana Bukti Ketaatan Bulan dan Matahari kepada Allah swt

Foto kolase proses gerhana matahari total yang terlihat dari perairan Bangka Belitung, Rabu (9/3).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Foto kolase proses gerhana matahari total yang terlihat dari perairan Bangka Belitung, Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ribuan warga Kota Bekasi, Jawa Barat mengikuti Shalat Gerhana di Masjid Agung Al Barkah, Bekasi. Kendati Bekasi tidak dilewati gerhana matahari total, warga tak kehilangan antusiasme menyambut fenomena langka ini.

Sejak pukul 05.00 wib sejumlah warga telah mulai mendatangi lokasi masjid. Takmir Masjid Al Barkah menyampaikan jumlah jamaah yang mengikuti shalat gerhana mencapai 2.000 orang, jauh melebihi target awal yang hanya 500 orang.

Ruang utama dan serambi masjid tampak penuh, ditambah sebagian jamaah di lantai dua. Shalat gerhana ini dihadiri Ketua MUI Kota Bekasi, KH Mursyid Kamil.

"Gerhana matahari merupakan tanda kebesaran Allah SWT," kata imam sekaligus khatib shalat gerhana, KH Zamakhsyari Abdul Majid, dalam khotbahnya, Rabu (9/3).

Menurut Kiai Zamakhsyari, fenomena langka ini merupakan tanda kekuasaan Allah swt yang sangat indah. Matahari memiliki diameter 400 kali lebih besar dibanding bulan, sementara jarak matahari dan bumi lebih dari 149 juta kilometer.

Tetapi, bulan dapat menghalangi cahaya matahari yang sampai ke bumi. Kedua makhluk besar itu menunjukkan ketaatan kepada Allah, dengan senantiasa berjalan pada tempatnya.

Ketua PCNU Kota Bekasi ini menjelaskan, pada masa Rasulullah saw, gerhana matahari pernah terjadi pada tahun ke-10 Hijriah pada hari-hari wafatnya Ibrahim. Orang Yahudi Madinah kemudian mengatakan, terjadinya gerhana matahari lantaran kematian Ibrahim.

Namun, Nabi membantah keyakinan tersebut. Dalam salah satu riwayat Bukhari dikatakan, Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda-tanda kekuasan Allah tidaklah gerhana terjadi karena kematian Ibrahim ataupun hidup matinya makhluk lain.

Kiai Zamakhsyari menyampaikan, manusia diperintahkan untuk berdoa dan mendirikan shalat pada saat terjadi gerhana. "Kita diperintahkan banyak istighfar, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah," ujar Kiai Zamakhsyari.

Sebab, kita telah dihindarkan dari kebodohan menyembah bulan atau matahari yang diyakini sejumlah kelompok. Bagi Muslim, matahari dan bulan adalah makhluk Allah seperti halnya benda-benda langit lain.

Sebelum shalat gerhana dilakukan, Kiai Zamakhsyari lebih dulu menjelaskan tata cara shalat. Tak hanya Masjid Agung Al Barkah, sejumlah masjid dan mushala di Kota Bekasi juga mengadakan shalat gerhana. Antara lain di Margahayu, Harapan Baru, Islamic Center, dan Masjid Al Azhar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement