Kamis 10 Mar 2016 19:58 WIB

Muktamar VIII, BKMT Ingin Majukan Kaum Muslimah

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Tutty Alawiyah (kanan) berbincang dengan Mantan Perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad disela acara Seminar Internasional menyambut Muktamar VIII 2016 dan Tasyakur Akbar Milad 35 tahun Badan Kontak Majelis T
Foto: Republika/ Darmawan
Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Tutty Alawiyah (kanan) berbincang dengan Mantan Perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad disela acara Seminar Internasional menyambut Muktamar VIII 2016 dan Tasyakur Akbar Milad 35 tahun Badan Kontak Majelis T

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Memasuki Muktamar ke VIII, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) bertekad untuk memajukan kaum Muslimah. Ketua Umum BKMT, Prof Dr Tutty Alawiyah AS menegaskan kaum perempuan tidak lagi bisa dianggap sebagai kaum kelas dua.

“Mari kita bersama melakukan upaya-upaya untuk memajukan kaum perempuan,” kata Tutty Alawiyah AS kepada Republika, Kamis (10/3).

Rektor Universitas Islam As-Syafi'iyyah (UIA) ini menyatakan Muslim dan Muslimah sejatinya dapat bekerja bersama dan berjalan beriringan.

Sejajar di sini, ungkap Tutty, bukan dalam arti yang negatif. ''Perempuan tetap harus berjalan sesuai dengan yang sudah ditetapkan dalam ajaran agama Islam,'' ujarnya menjelaskan.

Tutty menambahkan, di samping berperan di dalam keluarga, kaum perempuan juga harus mengambil peran di tengah masyarakat baik untuk memajukan perekonomian maupun sosial politik.

Namun, Tutty mengingatkan kaum perempuan tetap perlu waspada dengan perkembangan zaman yang dapat merusak moral bangsa.

Selama 35 tahun, Tutty mengatakan, BKMT mendapat respon yang positif dari masyarakat. Karena, sejak awal BKMT bertujuan untuk memperkenalkan Islam yang rahmatanlil’alamin.

Untuk itu, di zaman kemajuan globalisasi ini, kata Tutty Alawiyah, BKMT ingin tetap hadir dengan mengusung Islam yang moderat dan wasatiyyah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement