REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo diminta untuk bersikap lebih tegas lagi dalam membongkar sindikat aktivitas impor barang ilegal. Permintaan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Trimedya Pandjaitan, menanggapi adanya dugaan masuknya ribuan ton daging sapi ilegal dari India ke Indonesia.
"Untuk itu, sebaiknya presiden segera memanggil Menteri Keuangan bersama jajarannya seperti Dirjen Bea Cukai. Kemudian Kapolri, BIN, bahkan KPK, untuk menuntaskan ini. Menkopolhukam dilibatkan untuk menuntaskan ini," kata Trimedya di Jakarta, Kamis (10/1).
Menurutnya, gerak yang dipimpin Presiden dalam menuntaskan mafia impor itu seharusnya tak seperti pemadam kebakaran. Artinya, gerakannya harus mampu membersihkan sampai ke akarnya. Ia meminta upaya membongkar itu bukan hanya terbatas pada impor daging saja.
"Kalau mafia impor ini selesai, saya kira presiden tak akan pusing lagi. Karena potensi pemasukan negara bisa diselamatkan. Potensi pemasukan negara dari impor ini besar sekali. Makanya Pemerintah harus sungguh-sungguh."
Soal adanya dugaan impor daging ilegal dari India itu kali pertama diungkap oleh anggota Komisi XI DPR, M Misbakhun. Ia meminta KPK untuk mengawasi Ditjen Bea Cukai (DJBC). Pada 6 Januari 2016, kapal masuk pelabuhan Tanjung Priok membawa 7 kontainer yang diduga berisi daging dari India. Dalam dokumen disebutkan isi kontainer adalah kulit olahan (wet blue). Namun, petugas DJBC mencurigainya. Sebab kulit itu berada di dalam kontainer dengan pendingin mencapai 20 derajat Celcius.