REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Pemerintah mentarget harga gabah dalam musim panen kali ini Rp 3.700 per kilogram (kg). Sementara hasil panen petani bervariasi.
Bahkan, kualitas panen merosot dibanding musim panen sebelumnya. Hal ini lantaran tanaman padi banyak yang ambruk, karena curah hujan yang tinggi.
''Biasanya, hasil panen sawah satu petak laku Rp 12 juta. Sekarang, hanya menghasilkan Rp 8 juta,” kata Sugeng Riyanto (46), seorang petani di Kelurahan Ngorog, Kecamatan Sragen, Jum'at (11/3).
Sugeng menuturkan, akibat harga gabah yang dihasilkan musim panen kali ini anjlog. Petani mengalami kerugian. Diantaranya, biaya produksi dengan hasil panen sama sekali tidak sebanding.
Sementara, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dalam kunjungannya ke Kabupaten Sragen, beberapa hari lalu, mengakui hal ini. Harga gabah di petani terus anjlog.
Harga kabah dikalangan petani ada yang turun hingga Rp 3.000 per kg. Sedang pemerintah sendiri memberikan standar, harga gabah idealnya berada pada kisaran Rp 3.700 per kg.''Jika naik menjadi Rp 4.000 per kg, petani sudah sangat senang,'' kata Amran.
Untuk itu, Kementerian Pertanian segera koordinasi dengan Menteri Perdagangan dan dan Menteri BUMN untuk membantu meningkatkan harga gabah petani. Dia juga mempunyai wacana untuk membangun pasar baru yang menguntungkan semua pihak.