REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Gara- gara mengoperasikan mesin dingdong di rumahnya, seorang buruh tani warga Dusun Jubug, Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang harus berurusan degan aparat Kepolisian Resor (Polres) Semarang.

Sumanto (57), petani yang juga buta huruf tersebut diamankan anggota Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Semarang di rumahnya, pada Kamis 11 Februari 2016 malam.

Bersamanya juga ikut diamankan empat unit mesin judi dingdong berikut uang tunai senilai Rp 879.500. Terdiri atas uang logam pecahan Rp 500 sebanyak 1.358 keping dan empat lembar uang kertas pecahan Rp 50 ribu.

Kasatreskrim Polres Semarang, AKP Herman Sophian mengatakan, pengungkapan tindak pidana perjudian ini bermula dari laporan masyarakat yang mengaku resah dengan adanya praktik judi dingdong di rumah warga Dusun Jubug ini.

Setelah petugas mendatangi lokasi yang dimaksud ternyata benar, ada empat unit mesin judi dingdong yang masih diopeasionalkan. “Selanjutnya kami mengamankan pemilik rumah serta mesin dingdong tersebut sebagai barang bukti,” ungkapnya, di Mapolres Semarang, Jumat (11/3).

Kepada polisi, lanjut Herman, tersangka Sumantoyang sehari- hari bekerja sebagai buruh tani dan penggaduh ternak ini mengaku hanya dititipi mesin dingdong oleh sesorang berinisial B, warga Kota Salatiga.

Ia hanya mengoperasionalkan mesin judi dingdong ini jika ada yang ingin bermain dan tiap tiga hari sekali ada orang mengambil uang yang terkumpul dari keempat mesin judi dingdong tersebut.

Meski tersangka mengaku tidak tahu menahu jika barang yang dititipkan dan dioperasionalkan ini merupakan mesin judi, namun polisi tetap memproses hukum buruh tani yang juga penyandang cacat pada tangan kirinya tersebut.

Baca juga, Delapan Penyakit Biaya Terbesar BPJS yang Bisa Buat Pasien Bangkrut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika