Jumat 11 Mar 2016 16:04 WIB

Ini Dampak Penurunan Suku Bunga Eropa Terhadap Indonesia

Rep: c37/ Red: Nidia Zuraya
Bank Sentral Eropa
Foto: vb.com
Bank Sentral Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai penurunan suku bunga acuan eropa oleh European Central Bank dari 0,05 persen menjadi 0 persen akan berdampak pada masuknya aliran modal ke emerging market atau negara berkembang, salah satunya Indonesia.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, negara-negara di Eropa dan Jepang itu merasa bingung dengan deflasi yang berkepanjangan, yang berarti harga turun. Sehingga mengakibatkan produsen menjadi tidak semangat untuk melakukan produksi dan konsumen memiliki ekspektasi harga akan turun terus, sehingga konsumen malah tidak melakukan konsumsinya. 

Kondisi inilah yang terjadi di Eropa dan Jepang sehingga bank sentral di kedua wilayah itu melakukan stimulus moneter. ECB kembali memberikan stimulus moneter dengan penurunan suku bunga di level 0 persen, sementara bank sentral Jepang menerapkan suku bunga negatif.

"Dampaknya ke negara emerging market di Asia kembali lagi pengaruhnya pada aliran modal. Karena kalau Eropa dan Jepang punya suku bunga yang negatif kemudian melonggarkan stimulus moneter, maka investasi bagi investor pasar modal menjadi kurang menarik. Sehingga kemudian dana kembali masuk ke emerging market,"jelas Mirza di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (11/3).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement