REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di sejumlah wilayah. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan, pemerintah akan tetap bekerja keras memadamkan kebakaran seiring dengan upaya untuk merestorasi gambut.
JK mengaku telah mendapatkan laporan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait karhutla yang terjadi di Sumatera, Riau, serta Kalimantan.
"Jadi prosedurnya tim dari darat dan juga udara harus kerja sambil kita restorasi gambut itu, sambil jalan. Menyambut waktu untuk mempertemukan tiga hal ini, restorasi jalan sehingga bahaya ini (kurang)," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (11/3).
Selain itu, ia menegaskan moratorium penebangan hutan untuk perkebunan agar dilaksanakan dengan ketat. JK pun meminta masyarakat atau pemilik perkebunan untuk tidak memperluas lahan dengan cara melakukan pembakaran.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan mengklaim pemerintah lebih tanggap dalam mempersiapkan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2016."Persiapan pemerintah dalam pencegahan karhutla yang pertama mengeluarkan state of emergency lebih awal," kata Luhut.
Dengan pengumuman keadaan darurat lebih cepat, kata Luhut, dana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bisa langsung digelontorkan untuk kemudian mengerahkan tim penanggulangan bencana gabungan dan helikopter lebih cepat.
Luhut pun menilai tanggap darurat bencana pada tahun ini lebih cepat dibanding tahun kemarin. Selain itu, ia mengatakan pemerintah juga sudah membuat kanal-kanal di sejumlah daerah, khususnya yang berada di lahan gambut, untuk mencegah meluasnya kebakaran hutan.