REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan lebih banyak uji coba untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklir negaranya. Hal itu diungkapkan kantor berita resmi KCNA setelah Kim menyaksikan uji coba peluncuran rudal balistik.
Laporan tersebut tidak mengatakan kapan tes berlangsung. Namun hal tersebut kemungkinan mengacu pada peluncuran dua rudal jarak pendek Korut yang terbang 500 kilometer sebelum tercebur ke laut.
"Kim Jong Un mengatakan, usaha harus diperkuat untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklir dan mengeluarkan ledakan nuklir untuk menilai kekuatan hulu ledak nuklir yang baru dikembangkan dan tes untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklir," kata KCNA.
Awal pekan ini, Kim mengklaim negaranya telah membuat miniatur hulu ledak nuklir yang dapat dipasang pada rudal balistik.
Ketegangan telah meningkat tajam di semenanjung Korea setelah Korut melakukan uji coba nuklir keempat Januari lalu. Korut juga menembakkan roket jarak jauh bulan lalu dan membuat Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi sanksi baru.
Melakukan uji coba nuklir jelas akan melanggar sanksi PBB yang juga melarang uji coba rudal balistik. Korut memiliki banyak persediaan rudal jarak pendek dan sedang mengembangkan rudal balistik jarak jauh antar benua (ICBMs).
"Ini hanya ruam dan prilaku yang dipikirkan oleh seseorang yang tidak tahu bagaimana dunia bekerja," kata juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel Jeong Joon-hee.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon melalui juru bicaranya Stephane Dujarric menyerukan Korut untuk berhenti melakukan tindakan destabilisasi seperti peluncuran rudal. Ia juga mengaku prihatin oleh situasi yang terjadi.
"Kami menegaskan kembali komitmen Sekretaris Jenderal untuk bekerja bagi perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," kata Dujarric.
Di Cina, pendukung ekonomi dan diplomatik yang paling penting bagi Korut mendesak semua pihak untuk sabar dan berani melanjutkan proses perundingan.
Korsel mengatakan tidak percaya Korut telah berhasil membuat miniatur hulu ledak nuklir atau mengerahkan rudal balistik antar benua. Hal sama juga diungkapkan Departemen Pertahanan AS pekan ini yang mengaku tidak melihat bukti keberhasilan Korut meminiaturisasi hulu ledak.
Lain halnya dengan Laksamana Bill Gortney, petugas yang bertanggung jawab menjaga ruang udara AS mengatakan hal 'bijaksana' kepada sebuah panel Senat AS pada Kamis. Ia menganggap Korut bisa membuat miniatur hulu ledak dan meletakkannya di ICBM yang bisa menargetkan AS.
"Komunitas intel memberikan kemungkinan keberhasilan sangat rendah, tapi saya tidak yakin rakyat Amerika ingin pangkalan saya berada pada kesiapan dengan kemungkinan rendah," katanya.
Dalam beberapa hari terakhir, hampir setiap hari Korea Utara telah mengeluarkan laporan instruksi Kim melawan Korsel dan AS sebagai dua sekutu yang mulai melakukan latihan militer besar-besaran.
Korea Utara menyebut latihan tahunan kedua negara tersebut mengarah pada perang nuklir dan mengancam akan merespon dengan ofensif habis-habisan.
Amerika Serikat dan Korea Selatan secara teknis masih berperang dengan Korea Utara karena Perang Korea 1950-1953 brakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.