REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Dua remaja tewas tersambar petir saat sedang asyik bermain bola di lapangan Kodim 0620 Kabupaten Cirebon , Jumat (11/3) sekitar pukul 17.15 WIB. BMKG Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka mengimbau untuk mewaspadai sambaran petir.
Adapun korban tewas bernama Ibnu (16) dan Hariri (18). Keduanya merupakan warga Blok Atas Angin, Kelurahan Perbutulan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.
Selain menewaskan dua remaja tersebut, sambaran petir itu juga membuat satu orang teman mereka, Heriyanto (16), terpaksa dirawat intensif di rumah sakit Sumber Hurip, Kabupaten Cirebon.
Peristiwa itu bermula saat ketiga remaja tersebut bersama dua remaja lainnya berangkat ke lapangan Kodim 0620 Kabupaten Cirebon, sekitar pukul 16.00 WIB. Meski hujan deras sedang mengguyur, tak menghalangi keasyikan mereka bermain bola.
Saat sedang bermain bola itu, tiba-tiba petir menyambar tiga dari lima remaja tersebut. Ketiga remaja itupun langsung tergeletak di lapangan.
Anggota Kodim 0620 yang melihat peristiwa itu langsung membawa para korban ke RS Sumber Hurip. Namun, nyawa Hariri dan Ibnu tidak bisa terselamatkan. ''Jenazah kedua korban sudah diambil pihak keluarga masing-masing,'' terang Kapolsek Sumber, AKP Soenarko.
Baca juga, Main HP Saat Hujan, Dua Warga Tewas Tersambar Petir.
Terpisah, Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ginanjar mengimbau masyarakat di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) untuk mewaspadai sambaran petir.
"Untuk minggu-minggu ini potensi sambaran petir masih ada,'' terang Ginanjar kepada Republika.co.id, Sabtu (12/3).
Ginanjar menjelaskan, potensi sambaran petir terutama akan terjadi hingga puncak musim hujan berakhir pada akhir Maret mendatang. Setelah itu, potensi petir akan kembali terjadi saat pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau pada akhir April - Mei.