REPUBLIKA.CO.ID, BINTAN -- Warga Pulau Numbing, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, menolak pengikut Ahmadiyah dari Singapura, Batam dan Tanjungpinang yang ingin berkunjung ke pulau itu.
Camat Bintan Pesisir Samsul di Kijang, Kabupaten Bintan, Sabtu (12/3), mengatakan para pengikut Ahmadiyah asal Singapura, Batam dan Tanjungpinang ingin berekreasi di Pulau Numbing. Mereka juga ingin mengunjungi pengikut Ahmadiyah yang tinggal di pulau itu.
"Dari hasil dialog kami kemarin, tamu-tamu itu ingin rekreasi, dan kemungkinan melakukan pengajian," katanya.
Berdasarkan data Antara, sejak beberapa tahun lalu, Pulau Numbing merupakan salah satu basis Ahmadiyah. Pengikut Ahmadiyah lebih banyak tinggal di Pulau Numbing setelah basis mereka di Kelurahan Toapaya Selatan mendapat penolakan dari warga dan ormas Islam.
Terkait puluhan orang pengikut Ahmadiyah yang ingin berkunjung ke Pulau Numbing, Samsul mengatakan pemerintah dan aparat yang berwajib sudah melakukan upaya antisipasi agar tidak terjadi konflik dan kerusuhan. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, pihak Ahmadiyah bersikeras agar tamu-tamu itu tetap berkunjung ke Pulau Numbing.
Sementara warga Pulau Numbing menolaknya. Kondisi ini berpotensi menimbulkan konflik, apalagi ada oknum warga yang menolak kehadiran tamu Ahmadiyah itu melaporkan permasalahan itu kepada salah satu ormas Islam. "Kami khawatir permasalahan ini menjadi besar, seperti kejadian di Kelurahan Toapaya Selatan, salah satu basis Ahmadiyah," katanya.
Sejumlah aparat keamanan dan pemerintah bersiaga di Pantai Indah Kijang, Kabupaten Bintan untuk mengantisipasi terjadinya konflik antara warga Pulau Numbing dengan pengikut Ahmadiyah. Sebagian tamu-tamu itu sudah berada di Kijang. Pukul 14.00 WIB mereka menyeberang ke Pulau Numbing.
"Mereka menunggu pengikut Ahmadiyah dari Singapura untuk menyeberang ke Pulau Numbing," katanya.