REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Persatu Tuban, Fahmi Fikroni mengatakan meski pihaknya menghadiri undangan Tim Transisi di Gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bukan berarti Persatu memihak salah satu kubu.
Justru disebutnya, Persatu bersikap netral dalam hal ini. Fahmi berharap kedua kubu segera melakuka islah demi kebaikan sepak bola Indonesia, terutama pemain nasional. Sebab menurutnya akibat pertikaian antara Kemenpora dan induk sepak bola Indonesia, PSSI sudah merugikan bayak klub dan stokeholder sepak bola Indonesia.
Karena itu, kehadirannya pada rapat koordinasi (rakor) yang dilakukan Tim Transisi, semata-mata hanya untuk kepentingan pemainnya. "Saya hadir bukan untuk memihak atau membenarkan salah satu pihak. Tapi demi kepentingan pemain saya, yang membutuhkan kompetisi," kata Fahmi, saat dihubungi melalui seluler, Sabtu (12/3).
Fahmi menambahkan saat ini Persatu dan pemain membutuhkan pertandingan yang jelas digelar, karena tengah membutuhkan uang. Memang Persatu sendiri sudah memastika daftar pada kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC), tapi Fahmi kompetisi tersebut tidak terlaksana. Apalagi Tim Transisi sendiri alergi dengan sesuatu yang terafiliasi dengan PSSI.
Fahmi berharap Kemenpora dan PSSI dapat duduk bersama untuk islah, sehingga tak ada lagi perseturuan diantara keduanya, Fahmi yakin saatu-satunya cara untuk menyelesaikan persoalan tersebut adalah islah.
"Seluruh klub DU (Divisi Utama) menginginkan islah keduanya. PSSI dipastikan tidak bisa berjalan tanpa dukungan pemerintah, begitu juga pemerintah tak bisa jalani kompetisi tanpa PSSI," kata Fahmi.