REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Kepolisian Daerah Lampung menegaskan bahwa bentrok antarwarga di Gunung Terang Kabupaten Tulangbawang Barat bukan konflik antarsuku, melainkan bentrokan antarwarga yang murni terjadi akibat adanya unsur tindak pidana.
"Polisi saat ini masih melakukan pengejaran terhadap tujuh orang tersangka yang telah menjadi pemicu terjadi bentrok di wilayah tersebut," kata Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih ketika dihubungi dari Bandarlampung, Sabtu.
Menurut dia, massa yang lebih kurang berjumlah 300 orang itu juga tidak melakukan pembakaran secara membabi buta, tetapi hanya pada sasaran yang diduga adalah milik para kelompok pelaku penyanderaan warga Dusun Terang Sakti dan Tri Mulyo Kecamatan Gunung Terang.
Kronologi kejadian, dia menyebutkan pada hari Jumat pukul 12.30 WIB telah terjadi penyanderaan terhadap warga Terang Sakti yang dilakukan oleh Irawan dkk. di Posko HTI Dusun Terang Sakti Tiyuh Gunung Terang Kecamatan Gunung Terang.
Sekitar pukul 13.00 WIB, setelah mengetahui ada warga kampungnya disandera, kemudian kurang lebih 500 orang dari Dusun Terang Sakti dan Tri Mulyo melakukan pencarian dan penyerangan ke Posko Terang Sakti, selanjutnya massa mendapati kedua orang yang disandera telah meninggal dunia.
Akibat hal itu, kemudian massa mengamuk mencari Irawan dkk. yang diduga pelaku dan kelompoknya. Namun, tidak ditemukan sehingga massa membakar enam unit sepeda motor yang ditinggalkan pelaku di Posko HTI, serta membakar tiga rumah (diduga milik para pelaku penyanderaan itu).
Pada pukul 13.30 WIB, Kapolsek Gunung Terang AKP Sobari bersama anggota kepolisian setempat mendatangi Posko HTI di Dusun Terang Agung dan menemukan korban dua orang meninggal dunia dengan luka bacok dan luka tembak di kepala. Identitas korban Ketut Sartono dan Komang Suparte.
"Mendapati masih ada massa yang berada di wilayah itu sedang mencari terduga pelaku, kemudian Kapolres Tulangbawang meminta massa membubarkan diri, sekitar pukul 16.45 WIB massa membubarkan diri dan berkumpul di Posko Banjar (perbatasan Kabupaten Waykanan)," katanya.
Untuk menjaga tidak timbul bentrok susulan, kata dia, aparat gabungan, baik Polri maupun TNI, masih siap siaga.