Sabtu 12 Mar 2016 19:20 WIB

Kementan Gelar Program Penyerapan Gabah Nasional

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Ilham
 petani tengah menjemur gabah keringnya.
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
petani tengah menjemur gabah keringnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan program penyerapan gabah nasional untuk menanggulangi turunnya harga gabah di tingkat petani.

Kementerian Pertanian bersama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Pemda serta TNI mencanangkan program tersebut di areal 10 hektare lahan Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat pada Sabtu (12/3). Ini bertepatan dengan panen perdana di provinsi tersebut.

Desa Babakan memiliki lahan persawahan seluas 1.200 hektare dan juga merupakan salah satu sentra padi yang masih didapati harga kotor gabah kering panen dibawah Rp. 3.700/kilogram (HPP).

Dalam rilis yang diterima Republika.co.id, diperkirakan panen raya di Kabupaten Sukabumi dihasilkan dari area tanam seluas 90 ribu hektare dari luas baku lahan 64 ribu hektare. Panen raya mulai dilaksanakan secara serempak pada akhir Maret dan awal April tahun ini. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu sentra padi nasional dengan angka produktivitas 6,6 ton per hektare.

Akibat panjangnya rantai pasok dan praktik kartel, petani kerap mendapatkan tekanan, yakni rendahnya harga gabah khususnya pada awal musim panen. Hal ini diharapkan dapat diantisipasi dengan program penyerapan gabah nasional, yang kali ini bertema 'Panen, Serap Gabah, Stabilkan Harga'.

Dalam pekan ini, demikian keterangan rilis, pencanangan program yang sama juga akan dilaksanakan di provinsi-provinsi lainnya, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Sumatra Selatan.

Kementerian Pertanian mengklaim telah menerjunkan 1.600 orang tenaga harian lepas (THL) penyuluh atau petani/gapoktan di Provinsi Jawa Barat. Mereka akan menyerap gabah petani dengan harga yang pantas. Kementan bekerja sama dengan Bulog dan TNI AD. Kedua pihak ini akan mengawal penyerapan gabah sehingga terhindar dari kejahatan harga di tingkat petani.

“Menyerap gabah langsung kepada petani adalah memotong mata rantai dagang beras sehingga harga pangan pokok ini di masyarakat stabil. Adanya jaminan harga beli di petani mendorong kegairahan menanam dan bertani yang pada akhirnya akan menjamin ketersediaan dan kedaulatan pangan nasional,” kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dalam rilisnya, Sabtu (12/3).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement