Sabtu 12 Mar 2016 22:48 WIB

Ini Curhatan Dua Menteri PKB Saat HUT Garda Bangsa

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar membuka acara ulang tahun Garda Bangsa ke-17, di Kantor DPP PKB,Jumat (11/3),
Foto: muhammad subarkah
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar membuka acara ulang tahun Garda Bangsa ke-17, di Kantor DPP PKB,Jumat (11/3),

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Peringatan hari lahir organisasi sayap Partai Kebangkitan Bangsa, Garda Bangsa yang jatuh pada 11 Maret 2016 yang dihelat Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa menjadi ajang curhat mantan-mantan Ketua Umum DKN Garda Bangsa saat memberikan testimoni.

Termasuk dua menteri yang pernah duduk dibangku orang nomor satu Garda Bangsa, yakni Imam Nahrawi (Menteri Pemuda dan Olahraga) dan Muh Hanif Dhakiri (Menteri Ketenagakerjaan).

Acara testimoni diawali oleh Ketua DKN Garda Bangsa yang pertama  Arvin Hakim Toha (Anggota DPR RI). Menurutnya, sebagai ketua pertama tentunya ia memiliki tugas berat. Ia harus melakukan konsolidasi keseluruh Indonesia untuk menggelorakan Garda Bangsa.

"Musuh utama kita pada waktu itu justru bukan datang dari luar internal kita, justru penolakan datang dari Banser. Tapi setelah kita terus memberikan pehaman dan konsolidasi maka mereka pun mulai paham," katanya, Sabtu (12/3).

Lain Arvin, lain pula pengalaman Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Ia justru berada di suasana yang tidak mengenakan. Dimana kondisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai induk dari Garda Bangsa tengah diterpa badai.

"Saya memimpin Garda Bangsa dalam posisi yang sama sekali kurang menyenangkan. Badai yabg menerjang partai berimbas dasyat kedalam Garda Bangsa," tuturnya.

Namun, ia beruntung mendapat dukungan dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB pada waktu itu, yakni H Abdul Muhaimin Iskandar.

Sekjen, kata Imam, meminta dirinya untuk menpersatukan seluruh tulang yang berserakan untuk membesarkan kembali Garda Bangsa.

"Saya ingat pada waktu itu Ketum PKB yang pada era itu masih menjabat Sekjen PKB minta saya melakukan konsolidasi dan menyatukan seluruh tulang yang berserakan. Tidak ada ruginya, bahkan akan banyak untungnya," tiru Imam.

Beda pula pengalaman Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri sewaktu memimpin Garda. Dia berkata, sewaktu memimpin Garda Bangsa dirinya relatif tak banyak permasalahan. Tugasnya hanya merubah paradigma anggota Garda dari yang bermental satgas menjadi bermental pemimpin dan berorintasi pada pengetahuan. "Karena tugas kader Garda Bangsa bukan hanya menjadi satgas. Tapi turut memberi sumbangsih pemikiran pada bangsa ini," tuturnya.

Sedangkan Ketum DKN Garda Bangsa H Cucun A. Syamsurijal berjanji akan menjadikan Garda Bangsa bukan sekadar satgas, tapi organisasi penyumbang kader-kader pemikir untuk PKB dan bangsa ini. "Satgas hanya bagian dari Garda Bangsa baru yang berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia," tuturnya. Selain itu Kang Cucun sapaan akrab Cucun A. Syamsurijal di usia ke-17 organisasi Garda Bangsa semakin diganderungi anak-anak muda seantero Indonesia.

"Bagi anak muda yang ingin berpolitik tapi gaul di Garda Bangsa tempatnya. Bagi mereka yang cinta lingkungan, menulis dan bermotor di sini juga lah tempatnya," kata dia. Kata Kang Cucun berkata, Garda Bangsa era dirinya tak lagi menonjolkan kesatgasan, tapi lebih pada politik anak muda yang santun dan berilmu.

"Satgas hanya bagian dari tugas Garda Bangsa, bukan menjadi yang utama. Sekarang orientasinya harus diubah seiring perkembangan zaman," ujarnya.

Momentum kebahagian keluarga besar Garda Bangsa, Jumat (11/3/2016) malam, betul-betul diselimuti kegembiraan. Apalagi beberapa artis papan atas Indonesia seperti Tommy Kurniawan, Ressa Herlambang dan Riefian Fajarsyah atau Ifan (vokalis seventeen band) dan Saleh Said Bajuri.

Kegembiraan semakin lengkap kala pentolan band Dewa 19, Ahmad Dhani hadir dan turut menyumbangkan dua buah lagu. Suami Mulan Jamila itupun didaulat memberikan testemoni. "Saya hadir sewaktu Garda Bangsa dilahirkan. Saya berharap organisasi sayap PKB ini mampu terus berkiprah dan memberikan sumbangan berarti bagi bangsa," tuturnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement