REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta, mengimbau masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewaspadai potensi terjadinya petir dan angin kencang hingga memasuki musim pancaroba pada April.
"Waspadai terjadinya petir dan angin kencang, terutama saat siang hingga sore hari karena pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) tinggi,"kata Koordinator Pos Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiono, Ahad (13/3).
Menurut dia, pancaroba baru masuk April nanti dan diperkirakan curah hujan paling banyak terjadi pada siang hingga sore.
"Potensi petir dan angin kencang juga masih tinggi sehingga perlu diwaspadai terutama terhadap pertumbuhan awan Cb," katanya.
Ia mengatakan, curah hujan pada Maret ini di DIY umumnya berkisar antara 201 hingga 400 milimeter (mm) atau dalam kategori menengah sampai tinggi.
"Kecuali wilayah Kabupaten Bantul di bagian utara dan tengah, serta di Kabupaten Kulon Progo bagian selatan. Di beberapa wilayah tersebut curah hujan berkisar 151 hingga 200 mm. Untuk di Gunung Kidul bagian tengah, cukup tinggi berkisar antara 401 hingga 500 mm, atau dalam kategori tinggi,"katanya.
Koordinator Search and Rescue (SAR) Kaliurang, Kabupaten Sleman Kiswanta mengatakan angin kencang sempat terjadi di wilayah Sleman utara beberapa waktu terakhir ini.
"Bahkan beberapa waktu lalu kejadian angin kencang merobohkan beberapa pohon di wilayah lereng Gunung Merapi sekitar seminggu yang lalu,"katanya.
Menurut dia, kejadian angin kencang tersebut terjadi tiba-tiba dan tidak didahului dengan hujan sebelumnya.
"Tidak disertai hujan, tapi angin kencang merobohkan pohon di beberapa titik. Selain itu juga bahaya longsor, yang juga sempat terjadi di daerah Umbulharjo, Cangkringan di dekat sumber air Umbul Wadon," katanya.