REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sedikitnya 1.745 jiwa masyarakat yang tinggal di bantaran Kali Winongo dan Kali Code Kota Yogyakarta terpaksa mengungsi sementara pada Sabtu (12/3) petang. Hal ini lantaran kedua sungai yang membelah Kota Yogyakarta tersebut meluap setelah hujan lebat mengguyur Kota Yogyakarta sejak Sabtu siang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Agus Winarto mengatakan, jumlah warga yang mengungsi sementara ini berdasarkan pendataan yang dilakukannya. "Sebagian besar rumahnya tergenang air karena luapan air sungai," ujarnya, Ahad (13/3)$
Namun, sebagian besar sudah kembali ke rumah masing-masing pada Sabtu malam. Meski begitu kata dia, ada rumah warga yang hanyut dan membutuhkan penanganan lanjutan. Meski begitu kata dia, tidak ada korban jiwa dalam periistiwa tersebut.
Banjir akibat luapan sungai Code dan Winongo sendiri menurutnya, telah menyebabkan sejumlah prasarana umum mengalami kerusaakan. Selain jembatan di Jatimulyo, Jetis juga terdapat sejumlah tanggul sungai (talud) yang ambrol. Talud ambrol ini berada di Kali Winongo dan Kali Code. Di antaranya dua titik di Ngupasan, satu titik di Purwokinanti dan Surokarsan.
Koordinator Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Oleg Yohan mengaku, pihaknya sudah membuat posko di beberapa titik bantaran sungai guna memudahkan penanganan usai luapan sungai tersebut. Diakuinya, bantuan logistik berupa bahan makanan serta selimut masih dibutuhkan warga yang terdampak luapan air.
Hal ini usai terkena luappan sungai, banyak rumah warga yang belum bisa ditinggali sempurna. Bahkan banyak perabot yang terendam air sehingga tidak bisa digunakan. Pihaknya juga masih melakukan pendataan terkait hal ini.
"Kami juga mengharapkan ada bantuan tenaga dari para relawan untuk membersihkan rumah dan kampung yang sempat tergenang air," katanya