REPUBLIKA.CO.ID, BATANG — Salah satu pekerjaan rumah (PR) yang harus diwujudkan dalam melakukan revolusi mental adalah menciptakan pemimpin yang tidak cukup hanya istiqomah dan punya integritas, tapi juga pemimpin yang mampu mendorong masyarakat melakukan pengawasan terhadap dirinya.
Wakil Ketua Ombudsman RI, Lely Pelitasari Subekti mengatakan untuk bisa melakukan perubahan dibutuhkan seorang pemimpin yang istiqomah dan punya integritas. Bahkan, menurutnya, pemimpin tersebut juga harus mendorong masyarakat melakukan pengawasan terhadap dirinya.
“Ada beberapa kepala daerah yang sudah mampu seperti itu. Ini (menciptakan pemimpin yang seperti ini, Red) yang menjadi PR dari Revolusi Mental,” kata Lely dalam seminar di acara ‘Festival Anggaran 2016 Batang', di Batang, Ahad (13/3). Mengubah mental adalah hal yang sangat sulit.
Jika sebuah daerah memiliki daerah yang pemimpinnya bisa menjadi panutan, maka diharapkan tidak ada mal birokrasi. Sehingga Ombudsman sebagai lembaga pengawasan pelayanan publik dalam menjalankan tugasnya diharapkan tidak lagi menemukan mal administrasi.
Anggota Pokja Revolusi Mental Hamdi Muluk mengatakan kegiatan ‘Festival Anggaran 2016 Batang’ ini sebagai bentuk mewujudkan integritas. “Nilai-nilai integritas adalah basis untuk maju,” ungkap Hamdi.
Hal yang susah dilakukan, menurut Hamdi, adalah mengubah karakter seseorang. “Kalau wataknya sudah penipu maka berat,” kata dia.