Senin 14 Mar 2016 06:55 WIB

Utang Peradaban Modern pada Matematika Islam

Rep: heri ruslan/muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Anak jago matematika/ilustrasi
Foto: educationnews.org
Anak jago matematika/ilustrasi

`'Setiap kehidupan adalah matematis,'' cetus Prof Abdulalim Abdullah Shabazz, seorang guru besar matematika di Clark Atlanta University, AS. Tokoh Islam di Amerika Malcolm X menyatakan, matematika adalah hidup dan hidup adalah matematika.

Lebih dari itu, Galileo dari Galilea menegaskan bahwa matematika merupakan bahasa yang digunakan Tuhan dalam menulis alam semesta. Asal muasal matematika yang berasal dari bahasa Yunani, m thema (sains, ilmu pengetahuan atau belajar) telah muncul sejak 3000 SM.

Adalah bangsa Sumeria yang hidup di daerah Mesopotamia, lewat lembaran tanah liat, diketahui sudah mulai menggunakan angka untuk pertama kalinya. Jejak matematika juga ditemukan dalam Plimpton--matematika Babilonia yang bertarikh 1900 SM.

Matematika lahir dari tuntutan kebutuhan hidup. Tak heran, bila kemudian ilmu hitung memegang peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia. Berkat matematikalah, manusia dapat melakukan aktivitas perdagangan, mengukur tanah, serta memprediksi peristiwa dalam astronomi.

 `'Angka-angka mengatur segalanya,'' papar Phitagoras, ahli matematika Yunani. Kesadaran umat Islam akan pentingnya menguasai matematika baru muncul pada akhir abad ke-8 M.

Ahli sejarah Carl B Boyer, dalam History of Mathematics menyatakan, `'Awal abad pertama penaklukan yang dilakukan bangsa Arab adalah masa kebingungan politik dan intelektual.'' Menurut Boyer, baru pada 750 M, umat Islam mulai menyadari pentingnya melakukan transfer pengetahuan dari bangsa-bangsa yang ditaklukkannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement