Senin 14 Mar 2016 07:25 WIB

Capaian PIN Polio di Bombana 82 Persen

Bocah bermain disamping spanduk berisi ajakan kepada masyarakat untuk membawa anak mereka ke pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Puskemas Kota Gorontalo, Senin (7/3).
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Bocah bermain disamping spanduk berisi ajakan kepada masyarakat untuk membawa anak mereka ke pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Puskemas Kota Gorontalo, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), selama sepekan terakhir telah mencapai 82 persen dari target total lebih dari 13 ribu balita.Kadis Kesehatan Kabupaten Bombana, Sunandar melalui telepon dari Rumbia, Ibu Kota Bombana, Senin 14/3) mengatakan dari 143 desa dan kelurahan di Bombana, ada beberapa desa yang memang sulit dijangkau petugas karena faktor geografis.

"Di Puskesmas Kecamatan Kabena Tengah misalnya ada Desa Lengora Pantai yang susah dijangkau petugas. Namun dengan upaya petugas yang masih ada waktu dua hari diharapkan bisa dijangkau," ujarnya.

Ia mengatakan pelaksanaan PIN antipolio tersebar pada 215 pos pelayanan di 22 kecamatan dengan melibatkan sedikitnya 250 tenaga medis.

Sejak mulai pelaksaan PIN pada Selasa (8/3) hingga masih tersisa dua hari pelayanan, dia berharap  sasaran masih bisa dicapai sesuai dengan target. Pusat pencanangan PIN Polio yang ditetapkan tim medis dan PKK Bombana di Desa Pulau Tambako, Kecamatan Matauleo.

Ia mengatakan imunisasi polio merupakan upaya paling efektif dalam mencegah kematian dan kecacatan anak akibat virus polio."Olehnya, tidak ada alasan bagi setiap ibu yang memiliki anak usia 0-59 bulan untuk tidak membawa balitanya ke pelayanan rumah sakit terdekat di daerahnya. Sebab ini penting dan harus diberikan kepada seluruh balita karena manfaatnya bisa dirasakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta dapat mengurangi biaya kesehatan," ujar Sunadar.

Anak-anak yang sudah imunisasi polio, dia mengatakan akan memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik dari virus tersebut daripada anak yang tidak diimunisasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement