REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdakwah kepada masyarakat tertinggal memang harus memiliki metode berbeda. Perbedaan kebiasaan menjadi aspek utama metode dakwah harus bisa disesuaikan.
Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Ahmad Satori Ismail, mengatakan aspek terpenting dalam berdakwah kepada masyarakat tertinggal, adalah berusaha dekat dengan mereka.
Satori menilai salah satu bekal penting seseorang yang hendak berdakwah kepada masyarakat tertinggal, merupakan keterampilan untuk membantu mereka. "Sebenarnya kalau di pedalaman penting siapkan keterampilan agar dapat membantu dan dekat dengan mereka," kata Satori.
Ia menontohkan keterampilan yang bisa dimiliki seorang pendakwah di masyarakat tertinggal adalah keterampilan pengobatan dasar, agar dirasa dapat membantu mereka.
Kiai Satori berpendapat, keterampilan pengobatan dasar itu dapat membantu masyarakat saat memang dibutuhkan, sehingga otomatis mendekatkan hubungan dengan mereka.
Selain itu, ia menjelaskan pendakwah juga dapat memiliki keterampilan fisik seperti aktif membantu masyarakat, misalnya dalam membangun rumah ibadah.
Mereka yang sudah pernah merasakan bantuan, lanjut Satori, tentu akan lebih mudah menerima seseorang, termasuk ilmu-ilmu keagamaan yang hendak dibagikan kepada masyarakat tertinggal.
Satori menambahkan meski tidak meembawa pembiayaan yang besar, seorang pendakwah di masyarakat tertinggal minimal harus memiliki keterampilan untuk membantu.
Terlebih, saat seorang pendakwah memiliki keterampilan yang dapat dimanfaatkan bagi masyarakat, tentu akan sangat menarik minat dari masyarakat itu sendiri.