REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Seorang guru perempuan Palestina yang besar di sebuah kamp pengungsi di Bethlehem dianugerahi penghargaan bergengsi sebesar 1 juta dolar AS.
Hanan al-Hroub dari sekolah menengah Samiha Khalil di al-Bireh, Palestina, menerima penghargaan guru global yayasan Varkey 2016 dari perdana menteri Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum dan Sunny Varkey, pendiri yayasan Varkey di Dubai pada Ahad (13/3).
"Saya bangga menjadi seorang guru wanita Palestina berdiri di atas panggung ini. Saya menerima ini sebagai kemenangan bagi semua guru pada umumnya dan guru Palestina pada khususnya,’’ ujar Hroub seperti dikutip dari laman Al Jazirah, Senin (14/3).
Penghargaan kali ini diberikan di tahun kedua. Penganugerahan ini ditujukan bagi satu guru luar biasa yang telah membuat kontribusi luar biasa untuk profesi ini.
Hroub, yang masa kecilnya mengalami tinggal di sebuah kamp pengungsi Palestina yang sarat terjadi kekerasan, menggunakan pengalaman masa kecilnya untuk mengembangkan teknik pengajaran yang fokus pada bermain sebagai sarana belajar dan menjauhi kekerasan.
Guru Palestina dan penulis buku, We Play and Learn (Kami Bermain dan Belajar) ini telah berbagi pandangannya pada konferensi, pertemuan, dan seminar pelatihan guru. Pendekatannya berhasil menyebabkan penurunan perilaku kekerasan di sekolah di mana biasanya sering terjadi.
Hroub telah mendorong rekan-rekannya untuk meninjau cara mereka mengajar, strategi manajemen kelas mereka, dan sanksi yang mereka gunakan untuk meminimalkan kekerasan di sekolah. Dia berharap melalui pendidikan, akhirnya akan ada penghapusan kekerasan sama sekali.
Paus Francis, yang baru-baru ini mencoba untuk terhubung dengan dunia Muslim, mengucapkan selamat pada guru tersebut melalui pesan video. "Seorang anak memiliki hak untuk bermain,’’ ujarnya.