Senin 14 Mar 2016 14:14 WIB

BMKG Prediksi El Nino dan Awal Musim Kemarau 2016

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Winda Destiana Putri
EL Nino
Foto: Antara
EL Nino

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- El Nino dalam skala kuat sudah terjadi sejak bulan Agustus 2015 lalu. Fenomena tersebut menjadi penyebab perubahan drastis iklim di Indonesia, yang antara lain ikut memengaruhi kebakaran hutan dan lahan.

Menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya, El Nino saat ini dalam status pertengahan (moderate) dan diprediksi akan segera meredam

"Saat ini berada pada status El Nino moderate dan diprediksi akan meluruh secara perlahan-lahan menjadi netral pada bulan April-Mei 2016," kata Andi Eka Sakya dalam rilis yang diterima Republika, Senin (14/3).

Andi menuturkan, awal musim kemarau untuk tahun ini tak seragam di seluruh wilayah Tanah Air. Namun, sebagian besar akan memasuki musim kemarau mulai bulan Mei dan Juni 2016 yaitu sebanyak 66 persen.

Misalnya, sejak Februari tahun ini, kata dia, daerah pesisir timur Sumatra dan Riau, seperti Dumai, Bengkalis, Siak, dan Meranti, telah memasuki musim kemarau.

Daerah-daerah tersebut, lanjut dia, memang memiliki pola musim hujan yang unik, yakni ada dua puncak musim hujan tiap tahun. Pengurangan curah hujan telah terjadi sejak Februari dan diprediksi akan hujan kembali pada April nanti.

Apabila dibandingkan dengan rata-rata 30 tahun terakhir, jelas Andi, awal musim kemarau tahun ini diprediksi mengalami kemunduran di 50 persen wilayah Indonesia. Sementara, 23 persen di antaranya diprediksi musim kemaraunya akan masuk lebih awal.

Kemudian, lanjut dia, periode musim hujan sejak akhir 2015 lalu juga masih berlangsung hingga kini. Peluang curah hujan dengan intensitas menengah, yakni lebih dari 150 mm per bulan, masih akan terjadi di sebagian wilayah Indonesia.

Itu dengan nilai peluang antara 60-90 persen, kecuali sebagian Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Papua bagian selatan yang peluangnya hanya di bawah 50 persen.

Sifat hujan selama periode musim kemarau tahun ini diprediksi normal. Namun, kata Andi, ada beberapa daerah yang diprediksi mencapai level di atas normal, yakni di sebagian Sumatra, Jawa, Bali, NTB, Kalimantan, dan Sulawesi. Kemudian, sifat hujan diprediksi di bawah normal untuk sebagian kecil Sumatra, Jawa, NTB, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dan sebagian besar NTT.

Bila pada 2015 lalu Indonesia dihampiri El Nino, pada tahun ini La Nina juga akan mampir. Andi mengatakan, pada periode Oktober-Desember nanti, awal La Nina terjadi bertepatan dengan periode awal musim hujan. Sehingga, perlu diwaspadai peluang terjadinya curah hujan tinggi.

"Kemunculan La Nina diprediksi terjadi pada akhir tahun, antara bulan Oktober-Desember 2016 dengan peluang 50 persen."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement