REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk merealisasikan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 16,7 triliun hingga 8 Maret 2016 atau 24,7 persen dari target KUR perseroan pada tahun ini sebesar Rp 67,5 triliun.
"Penurunan bunga KUR akibat subsidi oleh pemerintah juga turut membantu penyaluran peningkatan kredit," kata Direktur Utama BRI Asmawi Syam dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Senin (14/3).
Dengan capaian intermediasi KUR tersebut, emiten berkode BBRI ini dalam dua bulan pertama 2016 telah menjangkau 770.315 debitur. Di periode yang sama, Asmawi memaparkan, realisasi KUR dari bank lain baru mencapai Rp 3,8 triliun dengan 56.292 debitur.
Asmawi mengatakan akselerasi penyaluran KUR pada awal tahun ini berkat perluasan distribusi KUR dan optimalisasi tenaga agen. Misalnya, perseroan mengerahkan tenaga agen dari kalangan pedagang pasar di daerah agar nasabah tidak terkendala harus bertransaksi langsung ke kantor cabang bank. Agen BRILink perseroan hingga saat ini mencapai 50.500 agen.
"Sekarang nasabah lebih memiliki bertransaksi dengan agen, karena kantor kita sudah tutup jam 17.00 WIB sore, sedangkan agen bisa sampai jam 12 malam," ujarnya.
Layanan pemasaran dari agen tersebut, ujar Asmawi, melengkapi layanan kredit dari 2.544 Teras BRI, 611 Teras Keliling BRI dan 1 Teras Kapal BRI. Asmawi mengatakan dalam waktu dekat perseroan juga akan mengoperasikan satelit untuk meningkatka kualitas teknologi informasi, termasuk untuk sarana dan prasarana penyaluran KUR.
Kemudian perseroan juga akan memperbanyak pengadaan untuk mesin Perekam Data Elektronik (Electronic Data Capture/EDC). Sebelumnya, Asmawi mengatakan, perseroan ingin satu orang tenaga pemasar kredit dapat dibekali satu mesin EDC Belanja Teknologi Informasi BRI tersebut termasuk dalam anggaran belanja modal perseroan pada 2016 sekitar Rp 4,5 triliun.