REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Penyedap rasa yang mengandung MSG adalah salah satu andalan sebagian kaum ibu dalam memasak. Namun di balik kelezatan yang disajikan penyedap rasa, ada ancaman kesehatan yang mengintai jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih. Penyedap rasa berbahan dasar rumput mungkin bisa menjadi alternatif pengganti MSG.
Sumiyati, seorang pemulung yang bermukim di Jalan MT Haryono Gang 17, Dinoyo, Malang berhasil memproduksi penyedap rasa berbahan dasar rumput sawi langit. Di tangan Sumiyati, rumput sawi langit yang selama ini tumbuh liar dan dianggap sebagai tanaman penganggu ternyata dapat diolah menjadi bumbu masak.
Sejak 2012, wanita 60 tahun ini sudah rajin memproduksi penyedap rasa berbahan rumput sawi langit. Proses produksi ia lakukan sendiri di rumahnya yang berada di tepi sungai Brantas. "Semua proses masih dilakukan secara sederhana," katanya.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat penyedap rasa tidaklah rumit. Selain daun rumput sawi langit, bahan-bahan lain yang dibutuhkan adalah bawang bombay, bawang putih, gula putih, dan garam. Semua bahan tersebut disangrai kemudian dihaluskan menggunakan blender.
Untuk satu resep bumbu penyedap, ia membutuhkan 20 gram rumput sawi langit. Wanita ini mengaku tak pernah kesulitan memperoleh bahan karena rumput ini dapat ditemui dengan mudah di pekarangan rumah atau di pinggir jalan. Di pekarangan rumahnya yang mungil, ia juga membudidayakan rumput sawi langit di pot walau masih dalam jumlah yang sedikit. "Saya beli ke teman-teman kalau bahan baku rumput tidak mencukupi," ujarnya.
Sumiyati yang hanya tamatan Sekolah Rakyat ini mengungkapkan ia tak pernah menimba ilmu mengenai khasiat tanaman bagi kesehatan. Kemampuan mengolah rumput ini ia peroleh dari sebuah komunitas sosial di Malang pada 2012 bernama Lili Grup. Sumiyati, yang kala itu menjadi ketua pemulung 'Aufa' di Malang ditawari untuk mengikuti pelatihan.
Kini ia menjadi satu-satunya produsen penyedap rasa berbahan dasar rumput sawi langit di Malang. Produknya dipasarkan dengan merk Asrum B-H-R yang merupakan singkatan dari Asli Rumput Budidaya Halaman Rumah. Diakuinya, keahlian yang ia peroleh di pelatihan ia terapkan untuk menambah pemasukan keluarganya. Selepas subuh hingga pukul 07.00 ia menjalankan kegiatannya sebagai pemukung dengan mengumpulkan plastik bekas. Pada siang hari, ia berganti profesi sebagai peracik penyedap rasa.
Untuk satu botol penyedap rasa seberat 140 gram, ia menjual dengan harga Rp 30 ribu. Sumiyati menjamin tidak ada bahan kimia berbahaya yang ditambahkan dalam produknya. "Karena tidak mengandung bahan pengawet, bumbu penyedap rumput hanya tahan sekitar enam bulan sejak waktu produksi," kata wanita berjilbab ini.
Keamanan bumbu masak ini dibuktikan dengan dikantonginya izin P-IRT. Sumiyati juga memegang sertifikat penyuluhan keamanan pangan dari Dinas Kesehatan Kota Malang. Uji laboratorium juga sudah dilakukan di sebuah universitas swasta di Kota Malang. Selama ini konsumen produknya mayoritas adalah kalangan dosen di Malang.