REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Proyek galian pipa gas di depan Stasiun Bekasi, Jalan Ir Haji Juanda yang tak kunjung selesai mengganggu kenyamanan aktivitas warga. Selain menimbulkan dampak kemacetan pada jam-jam sibuk, proyek galian pipa gas tersebut juga membahayakan pengguna jalan.
"Itu kan fasilitas umum ya. Kalau memang ada pekerjaan ya kudu ada deadline-nya kapan jangan dibiarkan saja," kata salah satu pengguna jalan di depan Stasiun Bekasi, Rio (28), kepada Republika.co.id, Senin (14/3).
Warga Kampung Dukuh, Bekasi Utara ini menuturkan, kondisi tersebut cukup menghambat mobilitas pengguna jalan. Tanpa keberadaan lubang galian saja, kata Rio, Jalan Ir Haji Juanda depan Stasiun Bekasi sudah menjadi langganan macet. Apalagi, ditambah adanya lubang-lubang galian pipa gas yang memakan bidang trotoar.
Salah satu tukang koran di lokasi, Dedi Suryadi (38) menambahkan, sudah ada beberapa pengguna jalan yang jatuh dan atau hampir jatuh akibat lubang galian tersebut. Proyek tersebut sudah berlangsung lebih dari dua bulan terakhir. Beberapa lokasi proyek serupa sudah selesai, tetapi ia prihatin melihat proyek yang lokasinya di depan fasum justru terbengkalai.
Dedi berharap proyek galian pipa gas di depan stasiun tersebut dapat diprioritaskan dan dipercepat mengingat posisinya di depan fasilitas umum. Dari pantauan, tampak lebih dari lima lubang galian gas di depan Stasiun Bekasi. Sebagian lubang dibatasi oleh tumpukan karung tanah pada keempat sisi, tapi ada yang tidak dibatasi oleh tumpukan apapun.
Warga tidak bisa menemukan plang papan nama keterangan proyek di lokasi depan stasiun. Hal itu menyulitkan masyarakat untuk mengetahui pemilik proyek dan kapan waktu selesai pengerjaan. Warga di lokasi mengira proyek tersebut milik Perusahaan Gas Negara, namun ditampik oleh badan usaha yang bersangkutan.
Menurut data Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi, proyek galian pipa gas tersebut dikerjakan oleh Pertamina Gas dalam program gas rakyat dari Kementerian ESDM. Namun, hal itu juga dibantah oleh Public Relation and CSR Manager PT Pertagas, Hatim Ilwan.
"Kalau Kota Bekasi, jaringan gas dari Pertamina kita nggak masuk. Kita adanya di Kabupaten Bekasi," kata Hatim. Ia menerangkan, jaringan gas rakyat yang masuk ke rumah-rumah penduduk tersebut sifatnya penugasan dari Kementerian ESDM.
Dalam konteks Bekasi, lanjut Hatim, jaringan gas di kota dipegang oleh PGN, sedangkan jaringan gas kabupaten dipegang Pertagas. "Kita tidak punya jargas di kota. Yang di kabupaten kita juga sudah selesaikan. Bisa jadi itu swasta," lanjutnya.