REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie menilai ada proxy war atau perang proksi di tengah polemik keputusan pengelolaan fasilitas gas alam cair Blok Masela.
Connie meminta pemerintah betul-betul menjaga area Masela dari kemungkinan perang proksi tersebut terutama dari kepentingan Australia dan aliansinya.
Connie mengatakan, Blok Masela pada awalnya sudah direncanakan untuk dikembangkan dengan skema terapung (FLNG) atau di laut (offshore). Namun, belakangan ini ada gerakan untuk menjadikannya menjadi onshore atau dikelola dan disalurkan melalui pipa ke darat.
"Ini aneh. Menurut saya proxy war sedang berlangsung," kata Connie, Senin (14/3).
Connie menambahkan, paradigma Indonesia sebagai negara poros maritim dunia dan rencana pembangunan FLNG Masela adalah peluang membangun kekuatan garda terdepan samudera (TNI AL) dan dirgantara (TNI AU) yang sejalan dengan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kepulauan Tanimbar.
"Sikap pemerintah yang tegas sangat diperlukan. Jangan hanya terjebak perhitungan proyek antara onshore dan offshore. Tapi juga keberlangsungan sumber daya kedepannya," ucapnya.