REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Yayasan Pondok Pesantren (PP) Al-Islah, Dadapan Grujugan, Bondowoso, Toha Yusuf Zakariah menyadari pesantren memiliki peran penting dalam menangkal paham radikalisme. Pesantren harus menyampaikan ilmu yang tidak menyimpang dengan agama.
"Yang perlu ditekankan oleh pesantren yaitu pesantren bukan tempat lahirnya paham-paham keras," Toha menegaskan, di PP Al-Islah, Selasa (15/3).
Toha membuktikan pesantren bukan tempat berkembangnya paham tersebut. Hal itu terlihat dengan alumni pesantren ketika berbaur dengan masyarakat banyak berbuat baik.
Seperti diketahui, paham radikalisme di Indonesia kini menjadi ancaman nyata. Pun dengan pesantren juga tidak luput dari sasaran penyebaran paham radikalisme.
Untuk itu, kata Toha, memberikan pemahaman terhadap para santri akan radikalisme terus ditingkatkan. Kerja sama dengan berbagai pihak juga dilakukan.
Kapolres Bondowoso, AKBP Djadjuli menuturkan, sosialisasi anti radikalisme ke pondok pesantren kini rutin dilakukan setiap bulan. Hal itu merupakan bentuk pencegahan polri terhadap aksi terorisme yang disebabkan paham radikalisme.
"Kalau sistemnya kayak gini (seminar di pesantren," ujar Djadjuli.
Disamping itu, sosialisasi juga dilakukan melalui safari jumat. Usai shalat jumat, Kapolsek dan Babinkamtibmas meminta waktu menyampaikan bahaya radikalisme.
Baca juga, Luhut Minta Anak-Anak Pesantren Tidak Terpengaruh Ajaran Radikal.