Selasa 15 Mar 2016 14:30 WIB

Atasi Banjir Cieunteung, Jabar Desak Situ Retensi Segera Dibangun

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah penduduk melintasi Jl Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, yang sudah terendam Banjir, Ahad (15/12).  (Republika/Edi Yusuf)
Sejumlah penduduk melintasi Jl Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, yang sudah terendam Banjir, Ahad (15/12). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendesak percepatan pembangunan kolam/situ retensi di Cieunteung, Kabupaten Bandung. Karena, pembangunan situ tersebut diyakini dapat mencegah banjir di Cieunteung.

"Yang paling mendesak itu Situ Retensi Cieunteung, mudah-mudahan semua pihak bisa bekerjasama," ujar Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Senin petang (14/3).‬

Heryawan mengatakan, Ia telah menandatangani penetapan lokasi untuk pembebasan lahan proyek tersebut. Adapun pembebasan lahan akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU Pera) melalui BBWS Citarum.

"Saat pusat serius, Pemprov akan fasilitasi dan masyarakat juga bisa ikut mendukung," katanya.‬

Selain Situ Cieunteung, kata dia, Pemprov juga berupaya melakukan pencegahan banjir melalui program Citarum Bestari. Program ini mengajak masyarakat untuk menjaga dan menghijaukan kembali hulu Citarum. Sedangkan kegiatannya lainnya, adalah pembangunan Septitank Komunal, dan Pengawan Ipal yang lebih ketat.

"Citarum Bestari ini bertujuan untuk membuat Citarum lebih bersih dan mencegah banjir," katanya.

Untuk penganan para korban banjir, kata dia, pihaknya menggerahkan seluruh OPD terkait mulai dari BPBD, Dinsos, dan Dinkes. Meskipun tidak menyiapkan dana khusus namun Pemprov akan selalu siap memberikan bantuan bagi para korban.

"Ada dana batuan selain untuk logistik, tapi ini peru ada penetapan status dan permintaan dari Pemkab Bandung. Pada prinsipnya, Pemprov siap back up," katanya.

Heryawan mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pusat terkait rencana pembangunan ini. Menurutnya, saat ini penetapan lokasi untuk kolam retensi sudah dilakukan. Selanjutnya, akan dilakukan pembebasan lahan oleh Kemen PU PR dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.

Saat ini, kata dia, pihaknya pun terus melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kondisi Sungai Citarum. Hal ini dilakukan salah satunya yang menyangkut kebiasaan masyarakat agar tidak mengotori sungai tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement