REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Israel telah menyita lahan yang luas di Tepi Barat dekat Laut Mati dan kota Palestina. Mereka mengusir warga Palestina yang mendiami wilayah itu.
Gerakan Peace Now Israel, yag melacak dan menentang pemukiman Israel di wilayah yang direbut dalam perang 1967 itu, mengatakan, penyitaan dilaporkan mencapai 234 hektar. Angka ini mewakili perampasan tanah terbesar di Tepi Barat dalam beberapa tahun terakhir.
Kelompok itu mengatakan, rencana untuk memperluas pemukiman Yahudi dan membangun pariwisata dan fasilitas komersial lainnya di daerah itu sudah ada di papan gambar Israel.
Kepala perunding Palestina Saeb Erekat menekan agar Israel untuk menghentikan penyitaan tanah. Sebagian besar negara melihat aktivitas pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai ilegal dan hambatan bagi perdamaian.
Israel berniat menjaga blok pemukiman besar di setiap kesepakatan perdamaian di masa depan dengan Palestina. Palestina yang berusaha mendirikan negara di Tepi Barat dan Jalur Gaza mengatakan, mereka takut perluasan pemukiman Israel akan menolaknya menjadi negara yang layak.
Palestina mengatakan, kegiatan pemukiman Israel sebagai salah satu faktor di balik runtuhnya pembicaraan damai yang ditengahi AS pada 2014. Gelombang kerasan selama lima bulan terakhir telah redup, namun harapan negosiasi bisa dihidupkan kembali dalam waktu dekat.
Sejak Oktober, serangan balasan warga Palestina telah menewaskan 28 warga Israel dan dua warga AS. Pasukan Israel telah menewaskan sediktinya 184 warga Palestina. Sebagian lainnya ditembak mati selama protes kekerasan.