REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Pejabat Venezuela, Selasa (15/3) mengatakan, sebanyak 17 mayat telah ditemukan dari sebuah kuburan massal tempat pembantaian penambang di hutan selatan negara tersebut.
Para pejabat Venezuela mengatakan, 21 penambang hilang dekat sebuah tambang emas di daerah Tumeremo, negara bagian Bolivar. Namun, politisi oposisi mengatakan mungkin sebanyak 28 jiwa yang tewas.
"Kami terus mencari orang hilang di Tumeremo setelah ditemukannya 17 mayat," kata kepala jaksa Luisa Ortega melalui Twitter seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (16/3).
Pernyataan Ortega memperbarui data 14 jenazah yang diumumkan pada Senin (14/3). Pembantaian terjadi di dekat Tumeremo, pada 4 Maret 2016.
Pernyataan saksi yang dikutip media lokal, kerabat, dan politisi yang mengatakan, kelompok bersenjata menembak para penambang dan memotong beberapa bagian tubuh dengan gergaji.
Anggota parlemen oposisi Americo De Grazia, dari Bolivar yang memimpin penyelidikan di Majelis nasional terkait kasus ini mengatakan, ia mendapat informasi bahwa ada 20 mayat yang ditemukan.
Perseteruan kerapkali terjadi untuk menguasai tambang ilegal di daerah terpencil, kaya mineral dekat perbatasan Guyana dan Brasil. Pihak berwenang telah menangkap seorang wanita dituduh membantu dalang pembunuhan.