REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Sejumlah anak-anak mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang masih mondok di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Kabupaten Boyolali, tidak mendapatkan imunisasai polio. Ini lantaran orang tua mereka menolak anaknya diimunisasi polio. Dari sebanyak 50 balita, hanya satu balita yang mendapat izin orangtuanya untuk dilakukan imunisasi Polio.
Mereka menolak dengan alasan anak yang lahir telah membawa imunisasi alami yang diberikan Tuhan. "Dengan alasan, bahwa anak telah membawa imunisasi alami yang dibawa sejak lahir. Mereka tidak mau anaknya diberi imunisasi polio," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten (P3PL-DKK) Boyolali, Muzayin, Rabu (16/3).
Menurut Muzayin, PIN Polio itu dilakukan tanpa pandang status sosial. Semua anak berumur 0 hingga 59 bulan harus mendapatkan pelayan PIN Polio secara gratis. Jika terjadi panas atau bisul pascaimuniasai polio, akan dilakukan pelayanan perawatan secara gratis di rumah Sakit Pandanarang.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Boyolali, daerah ini nol persen penyandang polio. Artinya tidak dijumpai pasien polio. Diharapkan dengan program PIN Polio ini Indonesia terbebas Polio pada tahun 2018 mendatang.