Rabu 16 Mar 2016 08:07 WIB

Orangtua Eks Gafatar Tolak Anaknya Diimunisasi Polio

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Andi Nur Aminah
Bocah bermain disamping spanduk berisi ajakan kepada masyarakat untuk membawa anak mereka ke pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Puskemas Kota Gorontalo, Senin (7/3).
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Bocah bermain disamping spanduk berisi ajakan kepada masyarakat untuk membawa anak mereka ke pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Puskemas Kota Gorontalo, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Sejumlah anak-anak mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang masih mondok di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Kabupaten Boyolali, tidak mendapatkan imunisasai polio. Ini lantaran orang tua mereka menolak anaknya diimunisasi polio. Dari sebanyak 50 balita, hanya satu balita yang mendapat izin orangtuanya untuk dilakukan imunisasi Polio. 

Mereka menolak dengan alasan anak yang lahir telah membawa imunisasi alami yang diberikan Tuhan. "Dengan alasan, bahwa anak telah membawa imunisasi alami yang dibawa sejak lahir. Mereka tidak mau anaknya diberi imunisasi polio," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten (P3PL-DKK) Boyolali, Muzayin, Rabu (16/3).

Menurut Muzayin, PIN  Polio itu dilakukan tanpa pandang status sosial. Semua anak berumur 0 hingga 59 bulan harus mendapatkan pelayan PIN Polio secara gratis. Jika terjadi panas atau bisul pascaimuniasai polio, akan dilakukan pelayanan perawatan secara gratis di rumah Sakit Pandanarang. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Boyolali, daerah ini nol persen penyandang polio. Artinya tidak dijumpai pasien polio. Diharapkan dengan program PIN Polio ini Indonesia terbebas Polio pada tahun 2018 mendatang.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement