REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pelaksanaan Pekan imunisasi nasional polio di Kota Cirebon, Jawa Barat, sudah memenuhi target yang ditentukan yaitu 95 persen. Tetapi, masih ada sebagian warga yang menolak imunisasi.
"Alhamdulillah untuk di Kota sendiri tercapai target yang sudah ditetapkan yaitu 95 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Edi Sugiharto di Cirebon, Rabu (16/3).
Ia menuturkan, untuk tingkat partisipasi terendah ada di Kelurahan Argasunya, di Kecamatan Harjamukti. Tingkat partisipasi di Kelurahan Argasunya menurut Edi hanya 60,8 persen. Dan terendah ada di Blok Benda. Dari 139 balita yang menjadi sasaran imunisasi polio, hanya ada 32 balita yang berhasil diimunisasi.
"Hanya ada satu kelurahan yang tingkat partisipasinya paling rendah yakni Kelurahan Argasunya yang sangat rendah," ujarnya.
Ia menegaskan, produk vaksin ini merupakan produk halal yang dibuat dari rekayasa genetik. Petugasnya pun menurutnya sudah langsung turun ke lapangan dan mendatangi rumah warga door to door. Namun warga justru mengunci rapat-rapat pintu rumah mereka.
Dinkes sudah berupaya mendatangi kiai yang ada di Blok Benda, Kelurahan Argasunya tersebut. "Bahkan kami pun sudah menyiapkan mobil untuk mengajak langsung kiai mengunjungi pabrik pembuatan vaksin PIN,"kata Edi.
Namun mereka tetap menolaknya. Kondisi ini, lanjut Edi sudah berlangsung sejak 15 tahun silam. "Sudah enam kepala dinas kesehatan di Kota Cirebon tapi belum mampu mengubah sikap warga di daerah tersebut," kata Edi.
Sementara itu, tingkat partisipasi di tiap kelurahan pun menurut Edi cukup tinggi yaitu di atas 96 persen.