REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama Suriah saja tidak ingin ada orang Indonesia yang ikut berperang ke Suriah. Terlebih, ada negara lain yang jelas lebih membutuhkan bantuan, seperti Palestina.
Ketua Persatuan Ulama Syam (Suriah) Al Syami, Taufiq Ramadhan al-Buthi, mengaku sedih mengetahui ada orang Indonesia yang pergi ke Suriah untuk ikut berperang. Sebab, ia menganggap orang-orang itu akan menjadi korban yang sia-sia dan kematiannya tidak akan tercatat sebagai seorang syuhada.
"Sedih karena jadi korban sia-sia, nama mereka tidak akan tercatat tinta emas sebagai syuhada," kata Taufiq.
Taufiq turut menjelaskan soal pengumpulan dana yang diniatkan untuk disumbangkan kepada Suriah, tidak akan sampai kepada masyarakat di Suriah. Hal itu karena uang itu akan diberikan kepada rumah sakit penerima korban perang di Suriah, yang mana selalu diarahkan untuk dibawa ke rumah sakit Israel.
Ia juga mempertanyakan motivasi orang-orang yang pergi ke Suriah membawa nama jihad, sementara ada negara Islam yang terus dihancurkan oleh Israel, yaitu Palestina. Padahal, lanjut Taufiq, Masjid al-Aqsa secara terang benderang mendapat ancaman serius dari Israel, yang terus berusaha melakukan penghancuran.
"Kenapa mereka tidak ke Palestina, ketika al-Aqsa terus dicoba dihancurkan Zionis Israel," ujar Taufiq.