REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan, tidak stabilnya harga pangan khususnya beras menjadi salah satu penyumbang utama kemiskinan di Indonesia. Jokowi meminta kementerian dan lembaga terkait, betul-betul memperhatikan stabilitas harga beras.
"Harga pangan yang tidak stabil ?akan dengan mudah menghilangkan dampak positif program-program yang dijalankan pemerintah dalam pengentasan kemiskinan," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai kemiskinan dan ketimpangan di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (16/3).
Jokowi berpesan agar semua kebijakan serta program penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan betul-betul dijalankan secara terpadu dan terintegrasi. Harus ada kolaborasi yang baik antar kementeriann juga melibatkan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Bulog.
Pemerintah sudah membuat beberapa program untuk mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan. Salah satunya adalah dengan membuat kartu keluarga sejahtera (KKS), kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sejahtera (KIS).
Jokowi meminta agar kartu-kartu tersebut didistribusikan secara tepat sasaran. "Distribusi kartu itu paling lambat harus tuntas pada April," ucap Jokowi.
Selain memberikan perlindungan sosial dengan penyaluran kartu, pemerintah sejak tahun 2015 menggulirkan program dana desa. Dana desa diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan yang memang kebanyakan berada di pedesaan.
"Dana desa harus bermanfaat pada rakyat desa dan dikerjakan, dilakukan secara padat karya. Sehingga ini akan memberikan kenaikan daya beli rakyat di desa," ujar Jokowi.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia memang bertambah. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlahnya sudah mencapai 28,51 juta jiwa atau 11,13 persen dari total jumlah penduduk per September 2015. Warga miskin bertambah bertambah 780 ribu jiwa jika dibandingkan dengan posisi September 2014.