REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengumumkan insentif untuk efisiensi perbankan pada akhir Maret. Bank BUMN menilai, insentif berupa pembukaan kantor cabang, sangat menarik untuk perbankan.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, insentif seperti pembukaan cabang baru tentunya sangat menarik untuk perbankan.
"Bank dikasih insentif pasti seneng. NIM turun sekian, dikasih insentif apa. Kita tinggal timbang-timbang untung ruginya. Kalau untung ya menarik," ujar Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Selasa (16/3).
(Baca: Margin Bunga Turun, OJK Beri Kemudahan Bank Buka Cabang)
Efisiensi dinilai dari margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM). Sebelumnya ia pernah menyatakan jika Bank Mandiri optimistis akan mendapatkan insentif dari OJK. Sebab, NIM Bank Mandiri diklaim sebagai yang terendah dari 10 bank terbesar di Indonesia, yakni 5,9 persen pada 2015, sama seperti tahun sebelumnya.
Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) Asmawi Syam menjelaskan, apabila bank menurunkan margin, cara untuk mempertahankan keuntungan yakni dengan menambah volume nasabah. Caranya yaitu dengan membuka jaringan baru.
"Jadi dengan margin yang lebih rendah tetapi volume nasabah bertambah, otomatis nanti kita bisa mengimbangi. Itu yang kita harapkan nanti,"katanya, Selasa (15/3).
Jika volume bertambah, ada dua keuntungan yang akan didapatkan bank. Pertama, akan mempertahankan profit. Kedua, penyebaran layanan perbankan akan lebih positif ke depannya.
Menurutnya, adanya jaringan kantor cabang baru tidak akan membuat biaya operasional meningkat. "Kan kalau cabang baru itu kan ada penyusutan, tidak dibiayai langsung, itu kan ada perhitungannya," ujarnya.
Oleh karena itu, insentif yang akan diberikan oleh OJK berupa pembukaan outlet atau cabang baru sangat menarik bagi industri perbankan.