REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dahulu, kala senja datang orang-orang berduyun-duyun menuju surau. Mulai anak-anak hingga remaja dan dewasa.
Menjinjing kitab suci Alquran dengan mengenakan baju koko lengkap dengan sarung dan peci bagi lali-laki. Rok dan baju panjang menghiasi kerudung anak-anak perempuan.
Lantunan ayat suci Alquran menggema di balik gelapnya awan malam bertabur bintang. Suasana menyejukkan yang terasa dirindukan.
Waktu bergerak begitu cepat. Zaman telah berubah. Era teknologi dan perkembangan budaya yang serba modern. Mengikis keseharian untuk mengaji ke masjid atau mushalla.
Tradisi mengaji mungkin masih ada di daerah-daerah terpencil. Namun tengok ke kota besar. Mushalla hingga masjid seolah hanya menjadi ikon tempat ibadah yang kala waktu adzan tiba didatangi dan kembali setelah menunaikan shalat.
Kondisi ini yang membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggagas sebuah program untuk mengembalikan tradisi mengaji seperti beberapa tahun lalu sebelum era modernisasi. Program ini menjadi sebuah gerakan untuk membangkitkan kembali semangat belajar Alquran.