REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Beberapa pekan terakhir, kampanye yang diadakan kandidat presiden Partai Republik diwarnai perselisihan. Para pendukung Trump dan masyarakat yang tidak menyukai pandangan taipan tersebut pada beberapa seri debat berselisih hingga menyebabkan kekerasan.
Dilansir dari Independent Journal, Rabu (16/3), tak jarang perselisihan antara pendukung dan demonstran berbuntut penangkapan. Akan tetapi pada kampanye Trump di Missouri Jumat (11/3) pekan lalu, seorang Muslim mendekati para pendukung Trump dengan cara berbeda.
Menawarkan donat gratis, Faizan Sayed memutuskan untuk langsung bicara dengan para pendukung Trump yang berbaris menunggu giliran masuk, untuk melihat calon presiden yang mereka dukung.
Direktur dari Dewan Hubungan Amerika Islam (CAIR) cabang Missouri tersebut bermaksud menghindari konflik. Dia dan kawan-kawannya secara khusus menghindar dari kelompok protes yang cenderung anarkis.
Saat membagikan donat, ia menemukan beberapa pendukung Trump terbuka untuk mendengarkan pendapatnya. Sayed menjelaskan pada mereka tentang Muslim yang berhak pula dianggap sebagai bagian dari komunitas Amerika.
Beberapa di antara mereka terlibat diskusi yang damai dengan Sayed atau rekan-rekannya. Salah seorang kakek yang kehilangan anaknya di Afghanistan memuji inisiatif Sayed untuk berkomunikasi dengan mereka.
Sayed mendapati secara garis besar, acara membagikan donat dan mengobrol singkat tersebut mendapat respon baik. Namun masih ada beberapa pendukung Trump yang menentang dengan ujaran-ujaran cukup kasar. Selama membagikan donat, bahkan ada pendukung Trump yang mengajaknya berfoto selfie.
Hari itu, Sayed yakin ia bertemu kebih dengan 1000 orang. Ia berhasil membagikan lebih dari 300 donat, dengan harapan dapat meruntuhkan dinding pembatas di antara pendukung Trump dan Muslim.