REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama, M Nurkholis Setiawan mengatakan madrasah dapat bersaing secara sehat dengan sekolah umum. Terbukti, siswa madrasah mampu menang sebagai juara umum lomba sain dan teknologi tingkat internasional di Singapura beberapa waktu lalu.
"Kualitas madrasah bahkan sudah memiliki indikator yang kuat bukan hanya tidak kalah dengan sekolah, melainkan justru dalam beberapa hal mampu bersaing dengan sangat sehat," ungkap Nurkholis saat dihubungi Republika, Kamis (17/3).
Menurut Nurkholis, prestasi tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu indikator keberhasilan pengajaran sains dan teknologi di madrasah. Selain itu, dengan 93 persen kepemilikan madrasah oleh masyarakat, keberhasilan tersebut juga dimungkinkan karena madrasah memiliki kesempatan yang lebih luas untuk berinovasi dan melakukan pengembangan selaras dengan kebijakan kementerian agama sebagai policy maker.
Nurkholis mencontohkan, adanya peraturan Direktorat Pendidikan Madrasah seperti PMA 90/2013 dan PMA 60/2015 teryata mampu memberikan ruang gerak yang leluasa bagi madrasah untuk mengembangkan diri serta berinovasi sesuai koridor pengembangan pendidikan Islam yang telah digariskan.
Di lain sisi, pola interkoneksi keilmuan antara sains dengan kajian keislaman di madrasah sudah tidak lagi bernuansa dikotomik, tetapi saling berkelindan.
Selain itu, semboyan penyemangat madrasah, //Belajar Adalah Ibadah; Berprestasi Adalah Dakwah// menjadi kekuatan dorong yang kuat bagi torehan prestasi di madrasah.
"Kejuaraan olimpiade robotik internasional di singapura adalah wujud dari semangat dakwah dari madrasah," ujar Nurkholis.
Nurkholis menuturkan, sekarag madrasah telah menanamkan pola non-dikotomik dalam pendidikan di madrasah. Ke depan, lanjutnya, tidak boleh lagi ada persepsi umum bahwa madrasah adalah sekolah agama. Sebaliknya, Nurkholis mengistilahkan bahwa madrasah adalah sekolah 'plus' yakni sekolah yqng diperkaya dengan ilmu keislaman termasuk pendidikan agama islam yang amat komprehensif.