Kamis 17 Mar 2016 14:38 WIB

Soal Kasus La Nyalla, Ini Kata Indra Sjafri

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bilal Ramadhan
Indra Sjafri
Foto: Republika/Prayogi
Indra Sjafri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Bali United Indra Sjafri tak mau berkomentar terkait status tersangka Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang ditetapkan oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Indra mengatakan, sebagai pelatih, ia tak mau ikut campur urusan internal di PSSI.

Pelatih berusia 53 tahun itu mengatakan, hanya ingin fokus pada tugasnya untuk persoalan teknis di lapangan. Indra menyebut, ia bersama mayoritas pelatih klub-klub Tanah Air hanya ingin agar kompetisi di Indonesia bergulir lagi seperti biasa.

“Saya enggak komentari soal PSSI. Kami pelatih cukup bahas soal teknis saja. Kalau keinginan kami, ya kompetisi segera bergulir,” kata Indra kepada Republika.co.id, Kamis (17/3).

Sebelumnya, Kejati Jawa Timur menetapkan La Nyalla Mattalitti sebagai tersangka dalam dugaan korupsi dana hibah sebesar Rp 5 miliar sesuai dengan surat penetapan dengan nomor Kep-11/0.5/Fd.1/03/2016.

Dengan status tersangkanya itu, beberapa pihak mendesak agar La Nyalla melepaskan jabatannya sebagai orang nomor satu di PSSI. Salah satunya adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Juru Bicara di Kemenpora Gatot Dewa Broto mengatakan, sebagai warga di negara hukum, semestinya La Nyala juga menjunjung tinggi hukum. Apalagi, La Nyalla, kata Gatot, merupakan "ikon" sepak bola yang juga dituntut untuk menghormati etika keolahragaan.

Gatot mengambil contoh Ketua FIFA Sepp Blatter yang memilih mundur, bahkan ketika statusnya masih diduga terlibat skandal korupsi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement