Kamis 17 Mar 2016 16:47 WIB

Suding: Revisi UU Pilkada Jangan untuk Jegal Calon Independen

Syarifuddin Suding
Foto: Republika/Wihdan
Syarifuddin Suding

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI dari Partai Hanura, Syarifuddin Suding menegaskan rencana revisi undang-undang tentang Pilkada, jangan sampai mempersulit calon kepala daerah yang mau dari jalur independen.

"Dalam pembahasan undang-undang, jangan orang perorang, bukan (juga bermaksud-red) menjegal, tidak elegan bila itu terjadi," katanya, Kamis (17/3).

Ia berpandangan, seorang calon kepala daerah bisa saja maju melalui jalur independen tanpa jalur partai politik sepanjang memiliki kapabilitas, integritas dan elektabilitas.

Menurutnya, bila dalam revisi undang-undang pilkada, persyaratan untuk jalur independen ditambah, demikian seharusnya bagi calon yang maju dari jalur partai politik.

"Ketika ada upaya ke arah sana maka dukungan parpol harus dinaikkan, parpol 20 persen dinaikkan ketika dukungan calon independen juga dinaikkan," ujarnya.

Sementara itu terkait pilkada DKI Jakarta 2017, Syarifuddin mengatakan Partai Hanura belum memutuskan dukungan kepada siapa. Ia mengatakan, Hanura memiliki tiga kriteria yang harus dipenuhi oleh calon kepala daerah yaitu integritas, elektabilitas dan kapabilitas.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement