REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang juga mantan Rektor ITS, Mohammad Nuh, terpilih secara aklamasi dalam suasana musyawarah mufakat dan kekeluargaan, sebagai ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
MWA adalah sejarah pertama bagi ITS setelah ditetapkan sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) dari sebelas PTN BH di Indonesia.
Pemilihan yang berlangsung Kamis (17/3) siang itu, berjalan lancar. Dari 17 anggota MWA, 2 orang berhalangan hadir, masing-masing Gubernur Jatim, Soekarwo, yang hari ini mengadakan serangkaian acara pernikahan putri terakhirnya, dan Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti. Sementara Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir, kehadirannya diwakilkan oleh Dirjen SDM Iptek dan Dikti, Ali Gufron.
Terpilih yang mendampingi M. Nuh sebagai ketua adalah Ir. Musyanif, dari unsur masyarakat sebagai wakil ketua, dan Prof Darminto, sebagai sekretaris dari unsur dosen. Dalam sambutan, setelah pemilihan, Nuh mengatakan, amanah yang diembannya sebagai ketua MWA adalah bagian yang tidak terpisahkan dari amanah untuk mengembangkan ITS jauh lebih baik lagi dari apa yang dicapai sekarang.
Nuh berharap ITS sebagai PTN BH akan mampu berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara. “Dengan menjadi PTN BH, ITS sesungguhnya mendapat mandat untuk menjadi perguruan tinggi berkelas dunia (world class university), tapi itu saja tidaklah cukup, jika tidak berkontribusi secara regional dan nasional,” katanya.
Nuh juga berharap, dengan disandangnya PTN BH oleh ITS, masyarakat kampus, baik itu dosen, mahasiswa, serta karyawan, harus bisa merasakan adanya perubahan yang signifikan. Demikian juga bagi masyarakat di luar kampus dan para alumninya.