REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA -- Dinas Sosial dan Pemukiman Provinsi Papua membangun 230 unit rumah untuk warga daerah pedalaman di daerah tersebut.
"Pembangunan 230 unit rumah ini adalah program dari Kementerian Sosial yakni perumahan bagi komitas masyarakat adat terpencil," kata pejabat Dinas Sosial dan Pemukiman Provinsi Papua, Woshintong Lumanlao di Jayapura, Jumat (18/3).
Menurut dia, pembangunan perumahan bagi komunitas masyarakat terpencil ini syaratnya sangat spesifik. Masyarakatnya harus di wilayah pedalaman dan kesulitan mendapat akses ke kota maupun akses lainnya.
"Kami ke sana mau bangun rumah saja harus berjalan kaki tiga hari tiga malam ke tempat mereka," kata Woshintong.
Rumah yang dibangun bukan hanya sebagai stimulan saja. Sebab, tanpa rumah masyarakat tidak akan berpikir untuk bertani dan melaksanakan aktivitas lainnya dengan nyaman.
"Karena untuk mau tidur saja mereka harus berpikir, untuk mereka supaya aman dari panas matahari serta hujan baik pagi maupun malam," katanya.
Dia melnjutkan, dengan adanya pembangunan rumah ini diharapkan pemikiran masyarakat bisa berubah dan suasana damai juga dapat bertumbuh karena mereka bisa bertani serta melaksanakan aktivitasnya.
Tahun 2015 lalu, pembangunan rumah warga itu dilakukan di dua titik di Kabupaten Merauke, di Kabupaten Keerom tiga titik, dan di Kabupaten Mamberamo Raya satu titik. "Tahun 2016 ini ada empat titik yang akan kami bangun perumahan yang sama, di Kabupaten Merauke ada dua titik, kemudian di Kabupetab Boven Digoel dan di Kabupaten Deiyai," katanya.
Para bupati dan dinas sosial kabupaten diharapkan terlibat aktif dalam pembangunan perumahan ini karena pembangunan tidak sembarangan. Pembangunan harus melalui studi di wilayah yang akan dibangun. "Dinas sosial kabupaten harus berkoordinasi dengan Universitas Cenderawasih (Uncen) karena kami libatkan Uncen untuk studi di tempat mana rumah itu dibangun, kalau tanpa studi tidak mungkin dibangun," katanya.
Sebanyak 230 rumah yang sudah selesai dibangun pada 2015 lalu sudah ditempati warga. "Karena rumah itu dibangun di atas tanah mereka, lokasi dimana mereka mencari nafkah," katanya.