Jumat 18 Mar 2016 13:16 WIB

Daftar Tunggu Haji DIY Capai 154.000 Orang

Jamaah haji berjalan kaki menuju lokasi melontar jumrah di Mina.
Foto: AP/Mosa'ab Elshamy
Jamaah haji berjalan kaki menuju lokasi melontar jumrah di Mina.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA  -- Jumlah daftar tunggu calon jamaah haji Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data dari Kantor Wilayah Kementerian Agama setempat hingga Maret 2016 telah mencapai 54.000 orang dengan masa tunggu mencapai 17 tahun.

"Jadi yang akan mendaftar haji di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun ini baru akan berangkat ke Tanah Suci pada 2035," kata Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Nuruddin di Yogyakarta, Senin (14/3).

Menurut Nuruddin, meski daftar tunggu haji cukup lama, namun animo masyarakat  yang ingin menunaikan ibadah haji cukup tinggi dengan rata-rata 100 pendaftar per hari di Kabupaten Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo, Bantul, serta Kota Yogyakarta.

Sementara itu, pertambahan jumlah pendaftar calon jamaah haji tahun ini kemungkinan besar tidak akan diikuti dengan penambahan kuota haji. "Bukan penambahan kuota, namun justru dimungkinkan ada pengurangan kuota 20 persen terkait dengan renovasi Masjidil Haram, sehingga kemungkinan yang berangkat 2016 hanya 2.455 ditambah 19 petugas daerah," kata dia.

Mengingat banyaknya jumlah pendaftar serta lamanya masa tunggu haji, menurut Nuruddin, Kemenag dalam waktu dekat juga akan menerapkan sistem pendeteksi untuk mengetahui apakah seseorang telah menunaikan haji dua kali.

Apabila sistem mendeteksi seseorang telah berhaji dua kali, maka akan ditolak dan baru akan bisa mendaftar haji kembali setelah 10 tahun kemudian.

"Sekarang kami sudah menerapkan, tapi belum pakai alat. Sekarang cukup mengetahui kejujuran pendaftar saja," kata dia.

Sementara untuk besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2016, kata Nuruddin, Kemenag masih menunggu penetapan melalui peraturan presiden (perpres) yang masih dalam proses pembahasan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement