REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah menegaskan pencabutan subsidi bagi pelanggan rumah tangga berdaya 900 VA hanya dilakukan bagi yang tak tepat sasaran. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah menggerakan perekonomian masyarakat ekonomi menengah. Khusus untuk pengguna daya 900 VA, menurutnya, justru sebagian besar dimanfaatkan oleh keluarga yang secara ekonomi mampu. Subsidi yang disuntikkan kepada golongan ini lantas dinilai salah sasaran.
Sudirman menyebutkan, bersama dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulan Kemiskinan (TNP2K), pemerintah menyisir konsumen golongan 900 VA. Dari hasil penyisiran inilah, kata Sudirman, pemerintah akan mencabut subsidi kepada yang tidak berhak.
"Kita tahu semua yang pakai 900 VA itu, bahkan yang pakai 450 punya kontrakan 10 biji. Kemudian itu dijadikan sebagai fasilitas. Makanya subsidi yang digeser itu subsidi yang tidak tepat sasaran. Subsidi tetap kita berikan kepada orang-orang yang betul-betul berhak. Itu policy-nya," kata Sudirman saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (18/3).
PT PLN (persero) merilis hasil penyesuaian data dengan TNP2K. Hasilnya, setidaknya 4 juta pelanggan listrik 900 VA masih akan menikmati subsidi listrik. Survei menunjukkan bahwa terdapat 18,7 juta dari 22,7 juta pelanggan listrik 900 VA tidak terdaftar dalam data TNP2K. Artinya daftar pelanggan ini terancam tak bisa mendapatkan subsidi listrik.
Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun menjelaskan pelanggan PLN yang memakai daya 900 VA berjumlah 22,7 juta, tetapi berdasarkan data tim TNP2K hanya 4,1 juta pelanggan yang layak mendapat subsidi.