REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presenter asal San Diego, Amerika Serikat, menggelar percobaan sosial guna melihat respons masyarakat terhadap kampanye Donald Trump. Dilansir dari Daily Mail, Rabu (16/3), Dustin Wynn menyamar sebagai staf kampanye taipan kontroversial tersebut. Wynn kemudian berpura-pura membagikan bros untuk mengidentifikasi warga Muslim, bagian dari ide Trump untuk mendirikan sistem pelacakan khusus Muslim.
Dalam video rekaman eksperimennya yang diunggah ke Youtube, di awal sesi percobaan tersebut Wynn menghampiri seorang non-Muslim. Ia berpura-pura menjelaskan dengan bros tersebut dapat membantu menghentikan terorisme di Amerika.
Wynn meminta pria yang dihampirinya tersebut untuk membagikan bros itu dan mencatat informasi mengenai tiap Muslim yang ditemuinya. Selain itu Wynn memberikan iming-iming tiap orang yang membantu mengumpulkan informasi dan memasangkan sistem identifikasi tersebut akan mendapatkan imbalan senilai 40 dollar.
Mengejutkannya, percobaan Wynn tersebut disambut baik oleh beberapa masyarakat. Beberapa orang tidak menolak bahkan dengan senang hati menyatakan siap memberikan informasi terkait Muslim. Ada pula seorang pria dengan gamblang menyatakan kebenciannya pada Muslim, menganggap identifikasi teroris ini adalah hal yang bagus.
"Ayah saya akan memilih Donald Trump, dan saya mungkin akan memilihnya juga. Saya menyukainya, saya selalu mendukung Donald Trump," ujar pria yang memberikan respon positif tersebut.
Selama masa eksperimen tersebut, Wynn menyatakan kebanyakan non-Muslim yang ditemuinya tampak tidak terganggu dengan ide tersebut. Wynn sama sekali tidak mendapatkan protes walau konsep identifikasi itu cenderung diskriminatif dan rasis.
Sedangkan ketika bertemu dengan Musim, Wynn mendapatkan reaksi yang sangat berlawanan. Seorang pria Muslim tampak mempertanyakan ide Wynn yang absurd tersebut. "Anda tidak bisa menyalahkan, atau mengkategorisasi orang-orang melalui agama mereka, dan menyebut mereka teroris," tegas pria Muslim dalam video percobaan tersebut.
Seorang Muslimah yang ditemui Wynn dalam percobaan tersebut menangis setelah mendengar penjelasan Wynn tentang sistem identifikasi itu. Wanita tersebut menolak dengan tegas, dan menyatakan ia bukan seorang teroris.