Jumat 18 Mar 2016 18:23 WIB

Dongeng, Cara Efektif Tanamkan Akhlak Sejak Dini

Rep: Sri Handayani/ Red: Agung Sasongko
Indonesia Mendongeng 3
Foto: Rumah Zakat
Indonesia Mendongeng 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dongeng bisa menjadi salah satu cara efektif dalam menanamkan akhlak sejak dini. Metode yang nampak mudah ini terus mendapatkan tempat tersendiri di tengah serbuan gawai dan budaya instan.

Pendongeng nasional asal Yogyakarta, Kak Bimo mengatakan perkembangan dunia mendongeng saat ini cukup menggembirakan. Makin banyak orang menyadari pentingnya mendongeng bagi pendidikan dan penanaman nilai pada diri anak.

"Orang tua, guru di PAUD atau TK banyak yang menggunakan dongeng, banyak juga kegiatan yang melibatkan dongeng mulai dari pengajian, bahkan di ruang-ruang publik," ujar Kak Bimo ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (16/3).

Menurut Kak Bimo, mendongeng terbukti sangat efektif untuk menanamkan akhlak mulia pada anak-anak.  Para ahli pendidikan menyarankan kegiatan mendongeng (story telling) sebagai cara aman dan nyaman untuk menanamkan nilai dan ilmu pengetahuan. Dengan cara ini, para pendidik dapat menasehati anak-anak tanpa mereka merasa digurui.

Menurut Kak Bimo, ada perbedaan signifikan antara dongeng dengan kisah. Namun, keduanya sering kali dicampuradukkan. Dongeng, kata dia, adalah semua cerita yang tidak nyata. Fabel, hikayat, legenda, mitos, dan berbagai cerita fiksi lain dapat dikategorikan digunakan dalam aktivitas mendongeng. Kisah merupakan cerita berdasarkan sesuatu yang nyata, misalnya sirah, pengalaman hidup, cerita sejarah, dan sebagainya.

Apapun jenis cerita yang disampaikan, Kak Bimo menekankan bahwa anak harus dibantu dalam menemukan tokoh yang memiliki karakter yang kuat. Setelah itu, mereka perlu diajak untuk mengenal mana yang baik dan buruk, serta proses resolusi konflik dalam cerita. Tahapan-tahapan ini penting, sebab anak-anak memerlukan model dalam menyelesaikan berbagai konflik yang ia temui dalam kehidupan.

Tak hanya akhlak, mendongeng juga mengembangkan aspek emosional anak. Dari sebuah cerita, anak dapat diperkenalkan dengan berbagai jenis emosi negatif maupun positif, kemudian diarahkan untuk dapat mengeluarkan emosi-emosi yang positif tersebut.

Anak-anak dengan kebiasaan mendengarkan dongeng juga umumnya lebih kaya kosakata. Mendongeng juga melekatkan emosi anak dengan pencerita, apalagi jika dilakukan oleh orang tua. Yang tak kalah penting, mendengarkan dongeng dapat melejitkan imajinasi anak. Dengan banyak imajinasi, anak akan memiliki banyak ide. Ide-ide ini menjadi modal yang sangat kuat untuk dapat menelurkan karya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement